Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Dorong Gencatan Senjata di Gaza, tapi Pemimpin Israel Masih di Tujuan Awal

Kompas.com - 28/11/2024, 11:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

GAZA, KOMPAS.com - Gencatan senjata di Lebanon mulai diberlakukan. Lantas, bagaimana dengan di Gaza? Apakah perang Israel-Hamas juga akan berakhir?

Sebelumnya, saat mengumumkan kesepakatan dengan Lebanon pada Selasa (26/11/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan akan memperbarui kesepakatan untuk Jalur Gaza.

Joe Biden juga mendesak Israel dan Hamas untuk memanfaatkan momen yang sudah dicapai yakni gencatan senjata di Lebanon.

Baca juga: Bank Dunia: Perang, Kerugian Ekonomi di Lebanon Rp 80 Triliun Lebih

Tetapi, tidak ada tanda-tanda bahwa para pemimpin Israel ingin meredakan Hamas yang telah memicu pertikaian tahun lalu dengan menyerang Israel selatan.

Para menteri di Israel menjelaskan tujuan perang mereka untuk Gaza sangat berbeda dengan yang mereka lakukan di Lebanon.

"Gaza tidak akan pernah menjadi ancaman bagi negara Israel lagi. Kami akan meraih kemenangan yang menentukan di sana. Lebanon berbeda," kata Menteri Pertanian Israel Avi Dichter, anggota kabinet keamanan dalam negeri dan mantan kepala badan intelijen Shin Bet.

"Apakah kita berada di awal dari akhir (kampanye Gaza)? Tentu tidak. Kita masih punya banyak hal yang harus dilakukan," katanya kepada sekelompok koresponden asing minggu ini, dikutip dari Reuters pada Kamis (28/11/2024).

Israel memperkirakan sekitar 101 sandera masih ditawan di Gaza dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk membawa mereka semua pulang dan membasmi Hamas.

Negosiasi antara kedua belah pihak telah lama terhenti, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kebuntuan tersebut.

Baca juga: Musim Dingin Perburuk Krisis Kesehatan Warga di Gaza

Pejabat Hamas Sami Abu Zuhri pada Rabu menuduh Israel tidak fleksibel, dengan mengatakan kelompoknya masih menginginkan kesepakatan.

"Kami berharap bahwa perjanjian ini (dengan Hizbullah) akan membuka jalan untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang genosida terhadap rakyat kami di Gaza," katanya kepada Reuters.

Akan tetapi, Israel dan Amerika Serikat menuduh Hamas gagal bernegosiasi dengan itikad baik.

Berita bahwa Hizbullah telah memutuskan untuk menghentikan pertempuran disambut dengan pesimis oleh banyak warga Gaza.

Warga Gaza merasa ditinggalkan dan dilupakan, meskipun beberapa orang berharap bahwa keberuntungan mereka masih dapat berubah.

Sedikit optimisme juga muncul di Mesir, yang memainkan peran utama dalam memediasi antara Israel dan Hamas.

Dua sumber keamanan Mesir mengatakan Israel telah memberi tahu Kairo bahwa jika gencatan senjata Lebanon dilaksanakan, mereka akan kembali bekerja untuk mencapai kesepakatan di Gaza.

Baca juga: Serangan Israel di Permukiman Gaza, Puluhan Orang Tewas

Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Biden akan memulai dorongan baru untuk gencatan senjata di Gaza pada Rabu dengan meminta utusannya untuk bekerja sama dengan Turkiye, Qatar, Mesir, dan aktor-aktor lain di kawasan tersebut.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau