VANCOUVER, KOMPAS.com – Sebuah mobil tabrak kerumunan warga yang sedang merayakan Festival Lapu Lapu di Vancouver, Kanada pada Sabtu (26/4/2025) malam.
Polisi pada Minggu (27/4/2025)mengonfirmasi ada sembilan orang yang tewas dalam peristiwa tragis tersebut.
Festival yang digelar di kawasan Sunset on Fraser itu diadakan untuk memperingati Lapu Lapu, sosok pemimpin anti-kolonial asal Filipina dari abad ke-16. Tahun ini, perayaan bertepatan dengan akhir pekan menjelang pemilihan umum Kanada.
Baca juga: Mobil Tabrak Kerumunan di Kanada Tewaskan Beberapa Orang
"Kami dapat mengonfirmasi sembilan orang tewas setelah seorang pria menabrakkan kendaraannya ke kerumunan di Festival Lapu Lapu tadi malam," kata Kepolisian Vancouver melalui akun X pada Minggu (27/4/2025).
Polisi setempat menyatakan telah menangkap satu orang tersangka, pria berusia 30 tahun asal Vancouver.
Pelaku diketahui sudah dikenal oleh pihak berwenang dan insiden ini tidak diperlakukan sebagai tindakan terorisme.
Seorang reporter AFP yang berada di lokasi melaporkan, area festival ditutup dengan garis polisi, sementara petugas terlihat sibuk mengamankan tempat kejadian.
Video memperlihatkan sebuah mobil jenis SUV hitam dengan kap mesin rusak terparkir di jalan yang dipenuhi puing-puing, tak jauh dari petugas yang sedang memberikan pertolongan pertama kepada korban.
Dale Selipe, seorang saksi mata, menceritakan kepada Vancouver Sun bahwa ia melihat anak-anak yang terluka di jalan.
Baca juga: Hari Ini Israel Serang Gaza, 8 Orang Tewas Termasuk Remaja 17 Tahun
"Ada seorang wanita dengan mata melotot, salah satu kakinya sudah patah. Seseorang memegang tangannya mencoba menghiburnya," katanya.
Jen Idaba-Castaneto, petugas keamanan di lokasi acara, mengatakan situasi di tempat kejadian sangat kacau.
"Ada mayat di mana-mana. Anda tidak tahu siapa yang harus ditolong, di sana atau di sini," ujarnya.
Penyelenggara acara, komunitas Filipino BC, mengungkapkan kesedihan mendalam atas tragedi tersebut.
"Kami masih mencari kata-kata untuk mengungkapkan kesedihan mendalam yang disebabkan oleh tragedi yang tidak masuk akal ini," kata mereka dalam pernyataan di Instagram.
"Kami fokus untuk mendukung komunitas kami saat ini, selain mengalami trauma ini," imbuhnya.