Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelang Konklaf, Para Kardinal Bahas Tantangan Paus Baru

Kompas.com - 03/05/2025, 19:05 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

VATIKAN, KOMPAS.com - Para kardinal Gereja Katolik kembali berkumpul dalam pertemuan kesembilan yang berlangsung pada Sabtu (3/5/2025) di Vatikan.

Pertemuan ini menjadi bagian dari serangkaian "kongregasi umum" yang diadakan hampir setiap hari menjelang konklaf pemilihan paus baru.

Pertemuan tersebut digelar secara tertutup dan menjadi forum diskusi penting bagi para kardinal untuk membahas tantangan yang kemungkinan besar akan dihadapi oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik berikutnya.

Baca juga: Para Kardinal di Vatikan Gemar Santapan Lokal yang Sederhana

Mereka dijadwalkan memasuki Kapel Sistina pada Rabu (7/5/2025), untuk memulai proses pemungutan suara secara rahasia pada pemilihan Paus baru.

Dalam suasana penuh kehati-hatian, para kardinal tampak enggan berkomentar panjang kepada media.

Mereka berjalan melintasi kerumunan peziarah dan jurnalis tanpa banyak memberikan petunjuk mengenai kandidat ataupun durasi konklaf.

"Kami tidak tahu, kami hanya menunggu Tuhan memberi tahu kami," ujar Kardinal William Seng Chye Goh, Uskup Agung Singapura, yang dikenal sebagai salah satu uskup dengan pandangan konservatif, dikutip dari AFP.

Sebanyak 133 kardinal dari berbagai penjuru dunia akan dikunci di dalam Kapel Sistina mulai 7 Mei, dan tidak akan keluar hingga proses pemilihan menghasilkan suara mayoritas dua pertiga untuk satu kandidat yang akan menjadi penerus Paus Fransiskus.

Diketahui, Paus Fransiskus wafat pada 21 April lalu setelah memimpin Gereja Katolik selama 12 tahun.

Baca juga: Sederet Nama Calon Paus Baru yang Diunggulkan, Apakah Kardinal Suharyo Termasuk?

Sosok asal Argentina itu dikenal sebagai reformis energik yang mendorong perubahan besar dalam institusi gereja.

"Kami mengakui prestasinya, tetapi tidak ada paus yang sempurna, tidak ada yang mampu melakukan segalanya. Jadi kami akan menemukan orang terbaik untuk menggantikan Santo Petrus," kata Kardinal Goh.

Kardinal Jean-Paul Vesco, Uskup Agung Aljazair, mengungkapkan harapannya agar paus yang terpilih kelak melanjutkan semangat progresif yang telah ditunjukkan oleh Paus Fransiskus.

"Kita harus menemukan orang yang telah dipilih Tuhan," tuturnya.

"Kita bisa saja memiliki lebih banyak waktu untuk berdoa bersama, tetapi saya yakin bahwa pada saat yang tepat kita akan siap dan kita akan memberikan Gereja paus yang diinginkan Tuhan," lanjut Vesco.

Proses pemilihan paus selalu menjadi perhatian besar bagi 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia. Bahkan perhatian juga datang dari luar komunitas Katolik.

Baca juga: KBRI Vatikan: Konklaf Paus Dimulai 7 Mei, Ada 135 Kardinal Berhak Memilih dan Dipilih

Pada Jumat (2/5/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat kehebohan di platform media sosial miliknya, Truth Social, dengan mengunggah gambar palsu dirinya mengenakan pakaian paus.

Dalam unggahannya itu, Trump sempat bercanda bahwa ia "menyukai pekerjaan itu".

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau