CANBERRA, KOMPAS.com - Seorang pria di Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia, meninggal setelah digigit kelelawar dan menunjukkan gejala mirip infeksi rabies yang sangat langka.
Layanan kesehatan NSW Health menyebutkan, pria berusia 50 tahun tersebut digigit kelelawar yang membawa virus Australian bat lyssavirus beberapa bulan lalu.
"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman pria tersebut atas kehilangan tragis mereka," kata NSW Health dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir AFP.
Baca juga: Kelelawar Ekor Panjang jadi Juara Bird of The Year 2021 Selandia Baru
"Meskipun sangat jarang melihat kasus virus Australian bat lyssavirus, tidak ada pengobatan yang efektif untuk itu," sambungnya.
Pria tersebut sempat terdaftar sebagai orang yang berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Beberapa pejabat mengatakan, dia sempat dirawat setelah mendapat gigitan kelelawar.
Kini, mereka sedang melakukan penyelidikan untuk melihat apakah paparan atau faktor lain berperan dalam penyakitnya.
Baca juga: Penelitian Perancis: Covid-19 Tidak Berasal dari Gua Kelelawar China
Virus Australian bat lyssavirus ditularkan ketika air liur kelelawar memasuki tubuh manusia melalui gigitan atau cakaran.
Gejala pertama bisa muncul beberapa hari atau bahkan beberapa tahun kemudian.
Tanda-tanda awal penyakit ini mirip flu sepert sakit kepala, demam, dan kelelahan, kata layanan kesehatan.
Setelah itu, kondisi korban memburuk dengan cepat, yang menyebabkan kelumpuhan, delirium atau kurangnya kesadaran, kejang, dan kematian.
Baca juga: Digigit Kelelawar Saat Tidur, Pria Ini Meninggal Terinfeksi Rabies
Sejak diidentifikasi pada 1996, ada tiga kasus virus Australian bat lyssavirus yang ditularkan ke manusia.
Namun, ketiga kasus tersebut berakibat fatal dan semua korban dinyatakan meninggal.
NSW Health mengimbau agar orang-orang menghindari menyentuh atau memegang kelelawar.
Pasalnya, kelelawar mana pun di Australia dapat membawa virus Australian bat lyssavirus.
Hanya pawang satwa liar yang terlatih, dilindungi, dan divaksinasi yang boleh berinteraksi dengan mamalia terbang tersebut, peringatannya.
Baca juga: Kelelawar Pembawa Virus Mirip Penyebab Covid-19 Ditemukan di Laos
"Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal digigit atau dicakar kelelawar, Anda harus segera mencuci lukanya secara menyeluruh selama 15 menit dengan sabun dan air dan mengoleskan antiseptik dengan aksi anti-virus," imbau NSW Health.
Pasien kemudian memerlukan perawatan dengan imunoglobulin rabies dan vaksin rabies.
"Australian bat lyssavirus sangat erat kaitannya dengan rabies dan akan menyebabkan kematian pada orang yang rentan jika mereka terinfeksi dan tidak segera diobati," kata James Gilkerson, pakar penyakit menular di University of Melbourne.
Kelelawar yang terinfeksi dapat menularkan virus ke manusia, kelelawar lain, dan mamalia lain.
Baca juga: Kelelawar Pecah Rekor Terbang dari London ke Rusia, Sayangnya Mati Diserang Kucing
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini