Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Diteror Paket Tak Dikenal, Wanita California: Ini Seperti Neraka

Kompas.com - 11/07/2025, 20:35 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber NY Post

SAN JOSE, KOMPAS.com - Seorang wanita di San Jose, California, AS, harus menghadapi situasi tak biasa selama lebih dari setahun. Rumahnya dibanjiri ratusan paket besar dari Amazon yang sama sekali tidak pernah ia pesan.

Wanita yang hanya disebut sebagai Kay itu mengatakan, paket-paket tersebut datang hampir setiap hari, memaksa ia menumpuknya di halaman rumah.

Saking banyaknya, halaman depan rumahnya kini dipenuhi kotak setinggi dada hingga ia kesulitan memarkir mobil.

Baca juga: US Postal Service Stop Terima Paket dari China dan Hong Kong

"Ini seperti neraka lain," ujar Kay dikutip dari New York Post, Rabu (9/7/2025).

Usut punya usut, penyebab kekacauan ini adalah penjual Amazon asal China bernama Liusandedian. Penjual ini menawarkan sarung jok mobil berbahan kulit sintetis yang hanya cocok untuk model tertentu.

Akibatnya, ratusan pelanggan mengembalikan produk tersebut. Namun, alih-alih kembali ke alamat penjual di China, barang-barang itu justru dikirim ke rumah Kay.

Awalnya Kay mengira hanya ada satu paket yang salah alamat. Namun, dalam beberapa minggu, kiriman serupa terus berdatangan. Tak terasa, minggu demi minggu berlalu menjadi berbulan-bulan hingga akhirnya sudah lebih dari setahun.

"Yang Anda lihat sekarang hanyalah sebagian kecil. Saya sudah menolak lebih banyak pengiriman daripada yang Anda lihat di sini," katanya.

Situasi ini bahkan sempat menyulitkan Kay untuk membawa ibunya yang berusia 88 tahun masuk ke rumah. Ia harus terlebih dahulu menyingkirkan tumpukan kotak yang menutup jalan masuk.

Baca juga: Israel Gempur Infrastruktur Hamas di Gaza meski Negosiasi Gencatan Senjata Berlanjut

Kay mengaku sudah mengajukan setidaknya enam laporan pengaduan ke Amazon, tetapi tidak membuahkan hasil.

"Setiap kali saya pikir ini akan berhenti. Mereka bilang, Anda tidak akan menerima paket-paket ini lagi. Anda akan kami hubungi dalam 24, 48 jam," ujarnya.

Amazon sempat menawarkan kartu hadiah senilai 100 dollar AS (sekitar Rp 1,6 juta) sebagai bentuk kompensasi. Namun, Kay menyebut perusahaan itu justru memintanya membuang sendiri paket-paket tersebut atau menyumbangkannya.

"Mengapa saya yang bertanggung jawab membuang ini, padahal penjual Anda yang melanggar aturan?" kata Kay, merujuk pada kebijakan Amazon yang seharusnya mewajibkan penjual internasional mencantumkan alamat pengembalian di AS.

Serta memberikan label pengiriman prabayar kepada pembeli, atau mengeluarkan pengembalian dana tanpa mengharuskan barang dikirimkan kembali.

Jika penjual tidak memenuhi kewajiban itu dalam dua hari, Amazon seharusnya berhak mengembalikan dana pembeli dan menagih penjual. Namun, Liusandedian diduga mengakalinya dengan mencantumkan alamat rumah Kay sebagai alamat pengembalian.

Amazon membantah pernah meminta Kay menangani masalah ini seorang diri. Pada Rabu (9/7/2025), perusahaan akhirnya mengirim tim untuk mengambil seluruh paket dari rumah Kay dan berjanji menyelesaikan masalah ini secara permanen.

Baca juga: 150.000 Rohingya Mengungsi dari Myanmar ke Bangladesh dalam 18 Bulan

"Kami berterima kasih kepada media yang telah membantu menyampaikan masalah ini kepada kami. Kami sudah meminta maaf kepada pelanggan bersangkutan dan sedang bekerja sama langsung dengannya untuk mengambil paket-paket tersebut, sambil mengambil langkah penyelesaian jangka panjang," demikian pernyataan resmi Amazon.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau