Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak 32 Detik Terakhir Air India 171 Sebelum Jatuh

Kompas.com - 15/07/2025, 09:10 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com – Laporan investigasi awal mengungkap penyebab kecelakaan fatal pesawat Air India 171 di Ahmedabad, India, pada 12 Juni 2025.

Dalam hitungan 32 detik setelah lepas landas, Boeing 787 Dreamliner itu kehilangan daya dorong hingga akhirnya menabrak permukiman dan menewaskan 260 orang.

Sebanyak 241 korban merupakan penumpang dan kru, sementara 19 lainnya adalah warga di darat. Hanya satu penumpang yang berhasil selamat dari tragedi ini.

Baca juga: Kelompok Pilot Tolak Klaim Kesalahan Manusia pada Kecelakaan Air India

Laporan sementara fokus pada urutan kejadian sejak pesawat mengudara. Investigasi menemukan dua sakelar bahan bakar di kokpit berpindah ke posisi “cutoff” secara berurutan.

Hal ini memutus pasokan bahan bakar ke mesin dan mematikan daya dorong pesawat Air India.

Sakelar-sakelar tersebut terletak di konsol tengah kokpit, tepat di bawah tuas dorong mesin. Biasanya, sakelar ini hanya digunakan untuk menghidupkan atau mematikan mesin di darat, atau dalam kondisi darurat jika terjadi kerusakan mesin saat terbang.

Para ahli penerbangan menyebut, perpindahan sakelar tidak mungkin terjadi secara tidak sengaja.

Mekanisme pengunci pegas membuat pilot harus menarik sakelar ke atas sebelum memindahkannya dari posisi “run” ke “cutoff”. Jika sakelar dipindahkan, efeknya pun langsung terasa: mesin kehilangan tenaga.

Detik-detik pesawat India jatuh

Berikut detik-detik krusial sebelum pesawat jatuh, berdasarkan laporan awal investigasi. Informasi dirangkum dari Reuters pada Senin (14/7/2025):

29 detik sebelum kecelakaan (3 detik setelah lepas landas)

  • Pesawat mencapai kecepatan maksimum 180 knot.
  • Tak lama, sakelar bahan bakar mesin kiri berpindah dari “run” ke “cutoff”, disusul satu detik kemudian oleh mesin kanan.
  • Rekaman percakapan kokpit menunjukkan kebingungan. Salah satu pilot terdengar bertanya, “Mengapa kamu memotong jalur?” yang dijawab oleh pilot lain, “Aku tidak melakukannya.”

24 detik sebelum kecelakaan (8 detik setelah lepas landas)

  • Turbin darurat Ram Air Turbine (RAT) otomatis aktif, memasok daya hidrolik karena kedua mesin mati. RAT berada di perut pesawat dan bekerja memanfaatkan aliran udara.

Baca juga: Boeing dan FAA Pastikan Kunci Sakelar Bahan Bakar Aman pada Air India yang Jatuh

19 detik sebelum kecelakaan (13 detik setelah lepas landas)

  • Sakelar bahan bakar mesin kiri kembali ke posisi “run”, memulai proses penyalaan ulang.

17 detik sebelum kecelakaan (15 detik setelah lepas landas)

  • Pintu saluran Auxiliary Power Unit (APU) terbuka. APU adalah mesin turbin kecil di ekor pesawat yang berfungsi memasok daya darurat saat mesin utama mati.

15 detik sebelum kecelakaan (17 detik setelah lepas landas)

  • Sakelar bahan bakar mesin kanan juga kembali ke posisi “run”. Sistem otomatis mencoba menyalakan ulang mesin.
  • Laporan menyebutkan, “Suhu gas buang meningkat, mengindikasikan penyalaan ulang. Mesin kiri mulai pulih, tetapi mesin kanan gagal menghentikan deselerasi.”

6 detik sebelum kecelakaan (26 detik setelah lepas landas)

  • Salah satu pilot mengirimkan panggilan darurat, “Mayday, Mayday, Mayday.” Namun, pengatur lalu lintas udara tidak menerima tanggapan lanjutan sebelum akhirnya melihat pesawat jatuh.

Pukul 13.39.11 waktu setempat, 12 Juni 2025

  • Perekam data penerbangan berhenti bekerja.

Baca juga: Profil 2 Pilot Air India 171 yang Mengalami Kecelakaan Maut

Lokasi Air India jatuh dan dampak

Pesawat Air India menghantam asrama BJ Medical College, sekitar 1,6 kilometer dari ujung landasan pacu. Puing-puing tersebar di area seluas 37.000 meter persegi.

Menurut laporan, lima bangunan terdampak mengalami kerusakan struktural dan kebakaran hebat. Kedua sakelar bahan bakar ditemukan dalam posisi “run” di lokasi kecelakaan.

Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India memimpin penyelidikan dan dijadwalkan merilis laporan akhir dalam waktu satu tahun.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau