PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara akan membangun kapal perusak terbaru yang berkapasitas 5.000 ton untuk semakin memperkuat angkatan lautnya.
Melansir AFP pada Selasa (22/7/2025), hal itu disampaikan media Pemerintah Korea Utara, KCNA, pada hari yang sama, selang beberapa bulan setelah peluncuran dua kapal perusak.
Pada Mei, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memimpin peluncuran kapal perusak Kang Kon.
Baca juga: Usai China Gelar Latihan Perang, Kapal Perusak AS Berlayar di Selat Taiwan
Meski sempat mengalami kegagalan teknis, kapal ini bisa diperbaiki dan berhasil diluncurkan ulang pada Juni.
Sebelumnya, pada April, Kim juga memimpin langsung peluncuran kapal perusak pertama mereka, Choe Hyon.
Menurut laporan KCNA, para pekerja di galangan kapal Nampho menggelar rapat untuk menyelesaikan kapal perang baru tersebut pada 10 Oktober 2026.
Tanggal itu bertepatan dengan peringatan berdirinya Partai Buruh Korea yang berkuasa.
Kapal perusak baru tersebut diberi nama Choe Hyon class No. 3.
Pemerintah Korea Utara menggambarkannya sebagai “kapal perang kuat tipe kami sendiri”.
KCNA mengatakan bahwa manajer galangan kapal Nampho terus mendorong para pekerja untuk memenuhi tenggat waktu produksi kapal perusak tersebut.
Hal itu bertujuan mendukung rencana partai untuk membangun tentara yang kuat, serta mempertahankan kedaulatan maritim dan kepentingan nasional yang tak tergoyahkan.
Baca juga: AS Kerahkan Kapal Perusak Berpeluru Kendali ke Laut China Selatan
Militer Korea Selatan menyebut kapal perusak Korut berkapasitas 5.000 ton tersebut kemungkinan besar dikembangkan dengan bantuan Rusia.
Menurut Korsel, hal itu sebagai imbalan atas pengiriman ribuan tentara Korea Utara untuk membantu Moskwa dalam perang di Ukraina.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, yang baru terpilih pada Juni melalui pemilu, berjanji mengambil pendekatan lebih lunak terhadap Pyongyang.
Ia berjanji akan melakukan pendekatan berbeda dengan pendahulunya Yoon Suk Yeol yang dinilai hawkish.
Pemerintahan Lee juga telah menghentikan siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan Korea Selaran dan Korea Utara.
Sebelumnya, hal itu dilakukan sebagai respons atas balon-balon berisi sampah yang diterbangkan Korea Utara ke arah Selatan.
Sebagai respons itu, Korea Utara juga menghentikan siaran propaganda yang selama ini menyiarkan suara-suara aneh dan menyeramkan ke wilayah Korea Selatan.
Baca juga: Makin Panas, Beijing Usir Kapal Perusak AS di Laut China Selatan, Washington Membantah
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini