PHNOM PENH, KOMPAS.com - Kamboja meminta Malaysia untuk membantu membebaskan sekitar 20 tentaranya yang saat ini berada dalam tahanan militer Thailand.
Malaysia saat ini bertindak sebagai koordinator dan pemantau gencatan senjata, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (31/7/2025).
Panglima Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja meminta Malaysia mendesak Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Thailand memfasilitasi pembebasan para prajurit tersebut.
Baca juga: Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Rapuh, Kedua Kubu Saling Tuduh
Pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam sebuah pernyataan di media sosialnya pada Kamis.
Thailand dan Kamboja pada Senin (25/7/2025) sepakat untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat dalam sebuah pertemuan di Malaysia.
Pertemuan tersebut menjadi terobosan signifikan untuk menyelesaikan bentrokan mematikan selama lima hari di perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
Perang di perbatasan tersebut menewaskan puluhan orang dan menyebabkan puluhan ribu warga kedua negara mengungsi.
Baca juga: Perang 5 Hari dengan Kamboja, Thailand Rugi Rp 5 Triliun
Hun mengatakan, dia berharap militer Thailand akan mengembalikan seluruh tentara Kamboja yang saat ini berada di bawah kendali mereka secepat mungkin, seiring gencatan senjata memasuki hari ketiga.
Dia menambahkan, militer Kamboja telah berkomunikasi dengan pihak Thailand untuk mendesak pembebasan segera terhadap para personel yang ditahan.
“Keselamatan angkatan bersenjata negara, serta warga sipil yang tinggal di wilayah terdampak, telah menjadi prioritas tertinggi bagi pemerintah,” ucap Hun.
Baca juga: Thailand Klaim Jenderal Kamboja Tewas dalam Perang
Oleh karena itu, pemerintah telah bekerja tanpa kenal lelah untuk mencapai gencatan senjata secepat mungkin, tambahnya.
Terpisah, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Letjen Maly Socheata mengatakan Kamboja sejauh ini telah menerima jenazah salah satu dari 21 tentaranya yang ditahan oleh Thailand selama bentrokan perbatasan.
Dia menambahkan, hingga saat ini ada 20 orang lainnya masih ditahan oleh Thailand.
Baca juga: Cerita WNI Disiksa Saat Bekerja di Pusat Judol Kamboja, Seolah Hidup di Neraka
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini