KOMPAS.com - Seorang remaja putri berusia 16 tahun di China hampir meninggal setelah menjalani diet ekstrem selama dua pekan demi mengenakan gaun ulang tahun impiannya.
Dilansir dari NDTV, Rabu (23/7/2025), gadis yang hanya disebut Mei itu hanya mengonsumsi sayuran dan mengandalkan obat pencahar selama menjalani pola diet ketat tersebut.
Setelah menerapkan diet ekstrem itu, kesehatannya malah mendadak memburuk. Dia mengalami sesak napas lemas hingga harus segera dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Hanya Makan Nasi dan Sayur, Pria Ini Pensiun Dini dengan Uang Rp 14 Miliar
Setibanya di rumah sakit, kondisi Mei dinyatakan kritis. Tim medis pun harus melakukan prosedur darurat selama 12 jam untuk menyelamatkan nyawanya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar kalium dalam darahnya turun drastis di bawah batas normal.
Kondisi ini dikenal sebagai hipokalemia, yang dapat memicu gangguan serius seperti henti jantung hingga gagal napas.
"Hipokalemia sering kali terjadi akibat pola makan yang tidak sehat," ujar dokter Peng Min dari Rumah Sakit Rakyat Hunan sebagaimana diwartakan SCMP.
Baca juga: Mengaku Direktur Xiaomi, Tukang Potong Sayur Kencani dan Tipu 200 Wanita
Seorang dokter lain bermarga Li, dari rumah sakit berbeda, juga mengungkapkan bahwa pola makan tidak seimbang dan dehidrasi turut menjadi faktor penyebab menurunnya kadar kalium dalam tubuh.
Peng menambahkan, untuk menjaga keseimbangan kalium, masyarakat disarankan mengonsumsi makanan kaya kalium seperti kentang, ayam, dan pisang.
Selain itu, penting untuk memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan cukup minum air setiap hari.
Setelah mendapat perawatan intensif, Mei dilaporkan telah pulih sepenuhnya dan diperbolehkan pulang. Dia berjanji tidak akan lagi menggunakan cara ekstrem untuk menurunkan berat badan.
Baca juga: WNI Rayakan Idul Fitri Bersama KBRI Washington, Menikmati Hidangan Opor Ayam dan Lontong Sayur
Kasus seperti Mei bukan yang pertama terjadi di China. Tahun lalu, seorang pria berusia 26 tahun juga dirawat karena hipokalemia.
Dia menerapkan metode intermittent fasting, hanya makan selama delapan jam dalam sehari, dan tetap melakukan olahraga berat setiap hari.
Pada 2021, seorang wanita berusia 38 tahun sempat dilarikan ke rumah sakit setelah minum sekitar 4.000 mililiter air garam sekaligus demi menurunkan berat badan. Dokter menyatakan ia mengalami keracunan air.
Baca juga: Ibu Vegan Bersalah atas Kematian Bayinya, Hanya Beri Makan Buah dan Sayur Mentah
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini