Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Al Jazeera, Jaringan Media yang Beroperasi di 95 Negara

Kompas.com - 11/08/2025, 10:47 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com – Stasiun televisi asal Qatar, Al Jazeera, mengumumkan pada Minggu (10/8/2025) bahwa lima jurnalisnya tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, militer Israel mengakui bahwa serangan tersebut menargetkan koresponden Anas Al Sharif. Israel menuduh Al Sharif sebagai anggota yang berafiliasi dengan Hamas.

Selain Al Sharif, empat korban lainnya adalah koresponden Mohammed Qreiqeh, operator kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa.

Baca juga: Anas Al-Sharif dan 4 Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Israel

Al Jazeera menyebut peristiwa ini sebagai bagian dari upaya sistematis untuk membungkam liputannya di Gaza.

5 hal terkait Al Jazeera

Berikut lima hal yang perlu diketahui tentang jaringan media Arab tersebut, dikutip dari AFP pada Senin (11/8/2025).

1. Berdiri lewat dekrit kerajaan

Al Jazeera resmi mengudara pada 1996 di Doha, Qatar, setelah mendapat dekrit dari mantan Emir Qatar Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani.

Dekrit tersebut menetapkan bahwa saluran berita ini “benar-benar independen dari semua pengaruh”. Namun, pemerintah Qatar memberikan pinjaman 150 juta dollar AS untuk mendirikan dan menutupi biaya operasional selama lima tahun.

Meski kini berstatus sebagai perusahaan swasta, Al Jazeera tetap menerima sebagian pendanaan dari pemerintah Qatar. Hal ini kerap dijadikan alasan para pengkritiknya untuk mempertanyakan independensi editorial jaringan tersebut.

Baca juga: Netanyahu: Serangan Baru ke Gaza Akan Segera Dimulai

2. Jangkauan hingga 95 negara

Menurut data perusahaan, Al Jazeera beroperasi di 95 negara dengan 70 biro dan mempekerjakan sekitar 3.000 karyawan. Pemirsa globalnya mencapai lebih dari 430 juta rumah tangga.

Selain saluran utama berbahasa Arab, jaringan ini meluncurkan Al Jazeera English pada 2006.

Al Jazeera Arab dan Al Jazeera English memiliki garis editorial yang berbeda. Saluran berbahasa Arab lebih sering menuai kritik di kawasan Timur Tengah, sedangkan Al Jazeera English banyak dikonsumsi pemirsa internasional.

Jaringan ini juga mengelola Al Jazeera Mubasher, saluran urusan publik langsung, dan AJ+, platform digital yang menargetkan pemirsa muda.

3. Sorotan bagi kelompok oposisi

Saat gelombang Arab Spring melanda Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2011, Al Jazeera menjadi sorotan karena memberikan ruang siar luas kepada kelompok oposisi, termasuk Ikhwanul Muslimin.

Langkah ini memicu tuduhan bias, yang berulang kali dibantah oleh manajemen Al Jazeera.

Ketegangan dengan pemerintah Mesir memuncak setelah penggulingan Presiden Mohamed Morsi pada 2013.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau