Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Demonstran Israel Terus Menentang Pemerintah Terkait Perluasan Operasi Militer di Gaza

Kompas.com - 10/08/2025, 18:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

TEL AVIV, KOMPAS.com – Ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota di Israel memprotes rencana pemerintah memperluas operasi militer di Gaza.

Aksi itu berlangsung usai kabinet keamanan Israel pada Jumat (8/8/2025) menyetujui lima prinsip untuk mengakhiri perang, termasuk mengambil alih kendali keamanan Jalur Gaza.

Militer Israel menyatakan siap menguasai Kota Gaza, langkah yang memicu kekhawatiran keluarga sandera.

Baca juga: 212 Warga Gaza Tewas Kelaparan, Sebagian Besar Anak-anak

Dari 50 sandera Israel di Gaza, 20 di antaranya diyakini masih hidup. Mereka mendesak pemerintah memprioritaskan pembebasan sandera sebelum memperluas operasi militer.

Kelompok yang mewakili keluarga sandera menuliskan di X, “Memperluas pertempuran membahayakan para sandera dan tentara hingga rakyat Israel tidak mau mengambil risiko!”

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak kritik tersebut. Ia menegaskan rencana itu justru bertujuan membebaskan sandera.

“Kami tidak akan menduduki Gaza. Kami akan membebaskan Gaza dari Hamas. Ini akan membantu membebaskan sandera kami dan memastikan Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel di masa mendatang,” kata Netanyahu.

Seorang pengunjuk rasa di Yerusalem, Shakha, mengatakan kepada BBC bahwa keluarganya ingin perang segera berakhir.

“Para sandera kami sekarat di sana, dan kami membutuhkan mereka semua pulang sekarang. Apa pun yang diperlukan untuk dilakukan, kami harus melakukannya. Jika perang harus dihentikan, kami akan menghentikannya,” ujarnya.

Di Yerusalem, mantan prajurit tempur Max Kresch juga ikut berdemo. Ia mengaku menolak kembali bertugas sejak awal perang.

Baca juga: Terkait Rencana Rebut Kota Gaza, Warga Israel Khawatirkan Nyawa Sandera

 

“Kami lebih dari 350 tentara yang menolak terlibat dalam perang politik Netanyahu yang membahayakan sandera dan membuat warga Palestina tak berdosa di Gaza kelaparan,” kata Kresch.

The Times of Israel melaporkan, keluarga sandera dan tentara menggelar aksi di Tel Aviv dekat markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mendesak tentara lain menolak bertugas dalam operasi militer yang diperluas.

Ibu salah satu sandera bahkan menyerukan pemogokan umum. Pemimpin oposisi, Yair Lapid, menyebut langkah itu sebagai respons yang dibenarkan. Namun, serikat buruh utama Israel menolak mendukung pemogokan.

Netanyahu juga dikabarkan mendapat peringatan keras dari Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Eyal Zamir. Menurut media Israel, Zamir menilai pendudukan penuh Gaza bisa menjadi “perangkap” dan membahayakan nyawa sandera.

Jajak pendapat menunjukkan mayoritas publik Israel mendukung kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan sandera dan mengakhiri perang.

Baca juga: Israel Mau Rebut Gaza, Warga Palestina: Kami Hidup dan Mati di Sini

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau