Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayap Kanan Ekstrem Israel Desak Netanyahu Menang Telak atas Hamas

Kompas.com - 10/08/2025, 17:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com – Kelompok sayap kanan ekstrem Israel mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil langkah lebih tegas terhadap Hamas.

Desakan ini muncul menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB, Minggu (10/8/2025), yang akan membahas upaya Netanyahu merebut Kota Gaza.

Perang di Gaza yang berlangsung hampir 22 bulan telah memecah belah masyarakat Israel. Sebagian mendesak agar konflik diakhiri melalui kesepakatan pembebasan sandera, sementara lainnya menuntut Hamas dikalahkan secara total.

Baca juga: 212 Warga Gaza Tewas Kelaparan, Sebagian Besar Anak-anak

Ketegangan meningkat setelah kabinet keamanan Netanyahu pada Jumat lalu mengumumkan rencana memperluas operasi militer untuk merebut Kota Gaza.

Ribuan warga turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu malam memprotes rencana tersebut. Menteri Keuangan Israel yang berhaluan kanan jauh, Bezalel Smotrich, menilai langkah Netanyahu setengah hati.

“Perdana menteri dan kabinet menyerah pada kelemahan. Emosi mengalahkan akal sehat, dan mereka sekali lagi memilih melakukan hal yang sama, meluncurkan operasi militer yang tujuannya bukan kemenangan mutlak, melainkan tekanan terbatas pada Hamas untuk mencapai kesepakatan penyanderaan parsial,” kata Smotrich dalam unggahan video.

“Mereka memutuskan sekali lagi mengulangi pendekatan yang sama, memulai operasi militer yang tidak bertujuan untuk mencapai resolusi tegas,” ujarnya.

Smotrich dan sejumlah tokoh sayap kanan lain dalam kabinet Netanyahu memiliki pengaruh besar di pemerintahan koalisi. Dukungan mereka dianggap penting untuk mempertahankan mayoritas minimal 61 kursi di parlemen.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir juga menegaskan sikap kerasnya terhadap Hamas.

“Kemenangan itu mungkin. Saya menginginkan seluruh Gaza, pemindahan, dan kolonisasi. Rencana ini tidak akan membahayakan pasukan,” kata Ben Gvir.

Sementara itu, demonstran di Tel Aviv mengangkat foto-foto sandera yang masih ditahan di Gaza. Mereka menuntut pemerintah menjamin pembebasan para sandera.

“Kami akan mengakhiri dengan pesan langsung kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: jika Anda menyerbu sebagian wilayah Gaza dan para sandera dibunuh, kami akan mengejar Anda di alun-alun kota, dalam kampanye pemilu, dan di setiap waktu serta tempat,” ujar Shahar Mor Zahiro, kerabat salah satu sandera yang dibunuh, kepada AFP.

Baca juga: Terkait Rencana Rebut Kota Gaza, Warga Israel Khawatirkan Nyawa Sandera

Kritik internasional

Rencana Israel memperluas operasi militer di Gaza memicu gelombang kecaman internasional. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan membahas perkembangan terbaru ini pada Minggu.

Sejumlah negara, termasuk sekutu Israel, mendesak gencatan senjata yang dinegosiasikan untuk memastikan pembebasan sandera serta meringankan krisis kemanusiaan di Gaza. PBB telah berulang kali memperingatkan ancaman kelaparan di wilayah tersebut.

Meski menghadapi kritik, Netanyahu tetap pada pendiriannya. Dalam unggahan di media sosial pada Jumat malam, ia menegaskan Israel tidak akan menduduki Gaza, tetapi akan membebaskan wilayah itu dari Hamas.

Sejak perang meletus, Netanyahu rutin menghadapi aksi protes. Banyak demonstrasi menuntut pemerintah menyepakati gencatan senjata yang diikuti pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.

Dari 251 sandera yang ditangkap Hamas dalam serangan tahun 2023, 49 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang menurut militer Israel telah tewas.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 61.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel. PBB menyatakan angka tersebut dapat diandalkan.

Baca juga: Israel Mau Rebut Gaza, Warga Palestina: Kami Hidup dan Mati di Sini

Sementara itu, serangan Hamas pada 2023 yang memicu perang menewaskan 1.219 orang di Israel, menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau