TOKYO, KOMPAS.com - Tumpukan paket makanan Happy Meal yang masih utuh terlihat berserakan di trotoar luar restoran McDonald’s di sejumlah lokasi di Jepang sepanjang akhir pekan lalu.
Pemandangan ini muncul setelah pelanggan berebut mendapatkan kartu Pokemon edisi terbatas yang dijual bersamaan dengan paket Happy Meal, sebagaimana dilansir CNN, Rabu (13/8/2025).
Promo kolaborasi McDonald’s dan Pokemon itu hanya bertahan beberapa jam sejak diluncurkan pada Sabtu (9/8/2025).
Baca juga: Kapal Pesiar Diduga Tenggelam Usai Tabrak Kapal Kargo Jepang, Beberapa Orang Hilang
Penjualan dihentikan lebih cepat karena terjadi lonjakan pembelian dalam jumlah besar oleh pemburu kartu eksklusif itu.
"Dengan berat hati, kami informasikan bahwa pendistribusian kartu Pokemon kepada pelanggan yang membeli Pokemon Happy Meal, yang dijadwalkan hanya tiga hari, mulai 9-11 Agustus, telah dihentikan di banyak gerai karena penjualan yang lebih tinggi dari perkiraan," tulis McDonald’s Jepang di situs resminya.
Para pembeli hanya mengincar kartu Pokemon di dalam paket, membuang makanannya begitu saja, lalu menjual kartu yang mereka dapatkan di situs niaga daring.
Satu set Happy Meal di Jepang dibanderol sekitar 510 yen (sekitar Rp 55.000), terdiri dari makanan, minuman, dan mainan.
Di satu sisi, kartu Pokemon yang didapatkan dalam paket tersebut dijual kembali di eBay dengan harga hingga 28 dollar AS (sekitar Rp 450.000) per kartu.
Baca juga: Kisah Kota Ajaib di Jepang, Dua Kali Selamat dari Bom Atom
Foto-foto di media sosial memperlihatkan puluhan kantong Happy Meal dibuang begitu saja di luar restoran serta makanan yang dibiarkan menumpuk di meja.
Fenomena ini memicu kritik publik atas pemborosan makanan.
Jepang dikenal sebagai negara dengan kebersihan publik yang tinggi. Karena itu, foto tumpukan sampah di depan restoran memicu perhatian warganet dan desakan agar McDonald’s segera membersihkannya.
Dalam pernyataan pada Senin (11/8/2025), McDonald’s Jepang menegaskan tidak menoleransi pembelian Happy Meal untuk dijual kembali maupun pembuangan makanan.
Baca juga: Gunung Shinmoedake Jepang Meletus, Muntahkan Abu Vulkanik 3.000 Meter
Perusahaan juga menyatakan akan bekerja sama dengan platform pihak ketiga untuk mencegah praktik penjualan kembali kartu dengan harga tinggi.
"Situasi baru-baru ini jelas bertentangan dengan filosofi lama kami untuk menyediakan pengalaman bersantap yang menyenangkan bagi anak-anak dan keluarga," tulis McDonald’s Jepang.
"Kami menanggapi masalah ini dengan serius dan mengakui bahwa tanggapan kami tidak memadai," lanjut pernyataan tersebut.
Pokemon, yang lahir di Jepang pada 1996, telah menyebar dan populer seluruh dunia dengan berbagai bentuk medium, mulai dari kartu, permainan video, film, hingga serial televisi.
Kartu Pokemon edisi terbatas dalam kondisi prima dapat terjual ratusan dollar AS di pasar barang koleksi, sehingga memicu banyak orang membelinya sebagai investasi spekulatif.
Baca juga: Jet Tempur Mitsubishi F-2 Jatuh ke Laut, Jepang Kandangkan Semua Unit
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini