Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kota "Ajaib" di Jepang, Dua Kali Selamat dari Bom Atom

Kompas.com - 12/08/2025, 21:02 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Penulis: Fernando Duarte/BBC News Indonesia

KOMPAS.com - Kokura merupakan salah satu kota yang bergabung dengan empat kota lainnya pada 1963 untuk membentuk Kitakyushu, yang kini berpenduduk hampir satu juta jiwa dan terletak di barat daya Jepang.

Namun, nama Kokura masih memiliki tempat di benak sebagian publik Jepang karena kehancurannya menyimpan dampak traumatis.

Sebagai salah satu target bom atom Amerika Serikat (AS) pada 1945, Kokura secara ajaib lolos dari kehancuran Perang Dunia II sebanyak dua kali.

Baca juga: 80 Tahun Berlalu, Derita Bom Atom Hiroshima Masih Terasa

Padahal, Kokura hanya beberapa menit lagi akan dibom pada 9 Agustus, sama seperti Hiroshima tiga hari sebelumnya.

Namun, senjata penghancur itu tidak pernah dikerahkan ke sana. Berbagai faktor memaksa Angkatan Udara AS menargetkan Nagasaki.

Bom atom AS diperkirakan menewaskan 140.000 orang di Hiroshima dan 74.000 orang di Nagasaki. Adapun ribuan orang lainnya menderita efek radiasi selama bertahun-tahun mendatang.

"Keberuntungan Kokura" menjadi ungkapan dalam bahasa Jepang untuk menggambarkan keberuntungan lolos dari nasib buruk.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi?

Baca juga: Korban Bom Atom Nagasaki: Putin Tak Tahu Kengerian Perang Nuklir

Awan dan kepulan asap di angkasa

Pada pertengahan Juli 1945, militer AS memilih 12 kota di Jepang yang berpotensi diserang bom atom karena terdapat berbagai pabrik dan pangkalan militer.

Kokura berada di peringkat kedua setelah Hiroshima dalam hal prioritas. Kota ini merupakan pusat produksi senjata dan menjadi lokasi salah satu gudang persenjataan militer Jepang.

Pada 6 Agustus, kota ini akan menjadi sasaran bom atom jika, entah apa pun alasannya, militer AS gagal menjatuhkan bom tersebut di Hiroshima.

Tiga hari kemudian, pesawat pengebom B-29 terbang ke Kokura pada dini hari. Salah satu pesawat berjuluk Bockscar, membawa Fat Man, sebuah bom plutonium yang dampak ledakannya jauh lebih kuat daripada bom uranium yang dijatuhkan sebelumnya di Hiroshima.

Namun, Kokura diselimuti awan pagi itu. Pandangan yang kurang jelas di angkasa kala itu amat mungkin diperparah oleh asap kebakaran akibat oleh pengeboman konvensional di Yawata, kota tetangganya, sehari sebelumnya.

Baca juga: Nobel Perdamaian 2024 Dimenangkan oleh Nihon Hidankyo, Organisasi Penyintas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Beberapa sejarawan juga mengeklaim bahwa pabrik-pabrik Kokura sengaja membakar batu bara untuk menciptakan tabir asap di atas kota pada saat serangan udara sering terjadi di seluruh Jepang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau