Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Surati Macron, Hubungan Israel-Perancis Memanas

Kompas.com - 20/08/2025, 13:03 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Ketegangan diplomatik antara Israel dan Perancis meningkat tajam setelah Presiden Emmanuel Macron berencana mengakui kemerdekaan Palestina pada September mendatang.

Merespons rencana tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melayangkan surat protes kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Netanyahu menuduh Macron “menyuburkan antisemitisme” dengan rencananya untuk mengakui Negara Palestina.

Baca juga: Perancis Pimpin 14 Negara Ajak Dunia Akui Negara Palestina

“Seruan Anda untuk mengakui Negara Palestina seolah menuangkan bensin ke api antisemitisme. Itu bukan diplomasi,” tulis Netanyahu dalam suratnya, sebagaimana diberitakan AFP.

“Keputusan itu memberi hadiah pada Hamas, memperkeras penolakan Hamas untuk membebaskan sandera, mendorong mereka yang mengancam orang Yahudi di Perancis, dan menyuburkan kebencian terhadap Yahudi yang kini merajalela di tempat Anda,” imbuhnya.

Perancis balik serang Netanyahu

Elysee, kantor kepresidenan Perancis, merespons keras tuduhan tersebut dengan menyebut pernyataan Netanyahu sebagai sesuatu yang “keji” dan “keliru”.

“Ini adalah masa untuk bersikap serius dan bertanggung jawab, bukan untuk mencampuradukkan dan memanipulasi,” kata pihak kepresidenan.

Perancis menegaskan, pihaknya tetap melindungi warganya yang beragama Yahudi.

“Kekerasan terhadap komunitas Yahudi di Perancis tidak dapat ditoleransi. Karena itulah, sejak 2017, presiden telah menuntut semua pemerintahnya untuk bertindak sangat tegas terhadap pelaku antisemitisme, terlebih lagi sejak serangan teror 7 Oktober 2023,” lanjut pernyataan resmi Elysee.

Menteri Urusan Eropa Perancis, Benjamin Haddad, juga menegaskan bahwa negaranya “tidak perlu diajari” dalam memerangi antisemitisme.

“Isu ini, yang meracuni masyarakat Eropa, tidak boleh dieksploitasi,” ujarnya.

Rencana Pengakuan Palestina

Sebelumnya, Macron mengumumkan bahwa Perancis akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam sidang PBB September mendatang.

Baca juga: Kenapa Negara-negara Barat Berbalik Dukung Palestina?

Langkah ini akan menempatkan Perancis dalam daftar panjang negara yang mengakui Palestina, yang kini mencakup sedikitnya 145 dari 193 anggota PBB.

Perancis selama ini konsisten mendorong solusi dua negara dan menegaskan bahwa pengakuan tersebut justru bertentangan dengan Hamas yang menolak konsep tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina di Tepi Barat mengecam pernyataan Netanyahu.

Mereka menyebut tuduhan antisemitisme yang diarahkan kepada Perancis sebagai “tindakan tidak berdasar dan bermusuhan terhadap perdamaian”.

“Rekaman lama yang menyamakan kritik atas pendudukan Israel dan kejahatannya atau dukungan terhadap hak-hak rakyat Palestina dengan antisemitisme... kini telah retak dan terbongkar, dan tak ada seorang pun yang terkecoh,” kata kementerian tersebut.

Baca juga: Tetangga RI Akan Akui Negara Palestina, Ikuti Perancis dan Inggris

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau