WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan keinginannya untuk kembali bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kemungkinan pada tahun ini.
Hal itu ia sampaikan usai menggelar pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung di Gedung Putih, Senin (25/8/2025).
Pertemuan tersebut berlangsung di tengah situasi politik yang tegang, sekaligus menjadi kunjungan pertama Lee sejak menjabat.
Baca juga: Putin-Kim Jong Un Bicara via Telepon Jelang KTT Alaska, Apa yang Dibahas?
Trump sempat menyinggung isu “pembersihan” atau “revolusi” di Korea Selatan beberapa jam sebelum kedatangan Lee.
Ucapannya diduga merujuk pada penggerebekan terkait sejumlah gereja. Namun, setelah berbincang langsung dengan Lee, ia menyebut pernyataan itu hanya kesalahpahaman.
“Saya yakin ini kesalahpahaman karena ada rumor yang beredar,” kata Trump, sebagaimana diberitakan AFP pada Selasa (26/8/2025).
Trump menegaskan dirinya sepemikiran dengan Lee terkait Korea Utara. Ia memuji hubungannya dengan Kim Jong Un, yang sebelumnya telah ia temui tiga kali pada masa jabatan pertamanya.
“Suatu hari nanti saya akan bertemu dengannya. Saya menantikan pertemuan dengannya. Dia sangat baik kepada saya,” ujar Trump kepada wartawan.
Menurut Trump, sejak ia kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025, peluncuran roket oleh Korea Utara berkurang. Ia juga mengeklaim telah “menyelesaikan tujuh perang” dalam beberapa bulan terakhir, meski pernyataan itu masih diperdebatkan.
Meski pertemuan Trump-Kim sebelumnya sempat menurunkan ketegangan, upaya diplomasi tersebut gagal menghasilkan kesepakatan permanen mengenai denuklirisasi.
Pyongyang pun menolak pendekatan pemerintahan Joe Biden, yang menurut Trump dianggap tidak dihormati Korea Utara.
Baca juga: Terkait Perang Ukraina, Kim Jong Un Nyatakan Dukungan Penuh bagi Rusia
Kini, posisi Kim disebut semakin kuat setelah mengirim ribuan tentaranya ke medan perang Ukraina dan memperoleh dukungan penting dari Rusia. Namun, Korea Utara tetap menolak semua tawaran untuk mengakhiri program senjata nuklirnya.
Dalam pertemuan itu, Presiden Lee Jae Myung memberi sanjungan terbuka kepada Trump.
“Saya menantikan pertemuan Anda dengan Kim Jong Un dan pembangunan Menara Trump di Korea Utara serta bermain golf di sana,” kata Lee.
Lee bahkan mengutip propaganda Korea Utara yang menyebut hubungan Pyongyang dengan Trump lebih baik dibanding dengan pemimpin AS lainnya. “Kim akan menunggumu,” ujarnya.