Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantor Microsoft Diserbu Demonstran Pro-Palestina, 18 Orang Ditangkap

Kompas.com - 27/08/2025, 14:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

REDMOND, KOMPAS.com - Polisi Redmond menangkap 18 orang yang melakukan unjuk rasa pro-Palestina di luar kantor pusat Microsoft di Washington.

Aksi ini berlangsung dua hari berturut-turut sejak Selasa (26/8/2025) di kampus utama perusahaan teknologi di Redmond, utara Seattle.

Gambar yang diunggah secara daring oleh kepolisian menunjukkan tanda Microsoft dilumuri cat merah.

Baca juga: Profil Zohran Mamdani, Cawalkot New York Pro-Palestina yang Dibenci Trump

Melansir The Independent pada Selasa (26/8/2025), mereka mendesak Microsoft menghentikan hubungan bisnis dengan Israel dan menuntut perusahaan memberikan ganti rugi kepada rakyat Palestina.

Sekitar 50 orang disebut hadir dalam aksi, termasuk karyawan dan mantan karyawan Microsoft, menurut laporan The Verge.

Kelompok pengunjuk rasa mendirikan tenda yang dinamai “Liberated Zone” dan membawa spanduk bertuliskan “The Martyred Palestinian Children’s Plaza” di East Campus Plaza.

Organisasi No Azure for Apartheid menulis di X, “Setiap hari selama 22 bulan terakhir, militer Israel menggunakan teknologi Microsoft untuk membuat warga Palestina kelaparan dan mengebom di Gaza, sekaligus secara aktif mengusir warga Palestina dalam kampanye pembersihan etnis yang sedang berlangsung.”

Pada pekan lalu, Microsoft mengatakan pihaknya sedang menunjuk sebuah firma hukum untuk menyelidiki tuduhan yang dilaporkan oleh The Guardian.

Media berbasis di Inggris itu melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggunakan platform komputasi cloud Azure milik Microsoft untuk menyimpan data panggilan telepon yang diperoleh melalui pengawasan massal terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Baca juga: Trump Benci Calon Wali Kota New York Pro-Palestina Zohran Mamdani

Penangkapan massal secara brutal

Polisi Redmond mengatakan aparatnya dikerahkan ke halaman Microsoft, di luar kantor pusat, pada Rabu (27/8/2025) sekitar pukul 12.15 waktu setempat untuk menangani kerumunan pengunjuk rasa.

“Awalnya petugas mencoba menegur para pengunjuk rasa, tetapi mereka melawan dan menjadi agresif,” kata Departemen Kepolisian Redmond berusaha mengelak.

Sementara, organisasi No Azure for Apartheid mengungkapkan bahwa unjuk rasa awalnya berlangsung “damai” hingga polisi melakukan “penangkapan massal secara brutal” yang melibatkan “kekerasan fisik”.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa dijatuhkan ke tanah dan ditarik dari halaman.

“Jauh ke belakang atau kamu akan disemprot,” terdengar seorang petugas polisi Redmond mengancam dalam sebuah klip.

Baca juga: Ratusan Aktivis Pro-Palestina Berusaha Tembus Blokade Israel Menuju Gaza

Seorang pengunjuk rasa laki-laki terdengar berkata, “Kenapa kamu menembakku, bro?” kepada seorang polisi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau