Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Kursi Kim Jong Un Langsung Dilap Usai Bertemu Putin, Begini Alasannya

Kompas.com - 04/09/2025, 13:19 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – Aksi staf Kim Jong Un yang terlihat mengelap kursi hingga meja setelah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing mendadak viral.

Dalam video yang dibagikan jurnalis Kremlin, Alexander Yunashev, di Telegram, dua staf Kim tampak teliti membersihkan sandaran dan pegangan kursi yang diduduki Pemimpin Korea Utara itu selama lebih dari dua jam pembicaraan dengan Putin.

Meja kopi di samping kursi Kim juga diseka, sementara gelas minumnya langsung dibawa pergi.

Baca juga: Xi Jinping Bertemu Putin dan Kim Jong Un untuk Pertama Kalinya, Trump Disisihkan

Kain yang digunakan untuk mengelap kursi dan meja kemudian dimasukkan ke dalam sebuah plastik bening.

“Setelah negosiasi selesai, staf yang mendampingi pemimpin Korea Utara dengan hati-hati menghancurkan semua jejak keberadaan Kim,” tulis Yunashev di kanal Telegram-nya.

Video yang diunggah ulang oleh akun X dengan username @runews pada Rabu (3/9/2025) ini seketika ramai ditonton hingga 621 ribu kali dan mendapatkan 4,9 ribu likes.

Protokol ketat Korea Utara

Langkah pengamanan Kim yang demikian bukan kali pertama terjadi.

Pada pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 2018, pengawal Kim sempat menyemprot dan mengelap kursi serta meja dengan cairan pembersih sebelum Kim duduk.

Saat KTT dengan Donald Trump di Hanoi pada 2019, para pengawal bahkan membersihkan kamar hotel Kim berjam-jam lamanya, hingga mengeluarkan kasur tempat tidurnya.

Pada 2023, sebelum pertemuan lain dengan Putin, kursi Kim juga disemprot disinfektan dan diperiksa menggunakan detektor logam oleh staf keamanannya.

Selain itu, media Jepang Nikkei melaporkan bahwa dalam setiap perjalanan luar negeri, Kim membawa toilet pribadi di kereta hijau khasnya.

Baca juga: Kim Jong Un Naik Kereta Berlapis Baja Menuju Parade Militer China

Alasan di balik protokol yang ketat

Menurut para pengamat, tindakan itu bertujuan untuk mencegah adanya upaya pihak asing mengumpulkan sampel DNA dari jejak Kim untuk dianalisis.

Michael Madden, pakar kepemimpinan Korea Utara dari Stimson Center AS, menjelaskan bahwa hal tersebut sudah menjadi protokol standar sejak era Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.

“Toilet khusus dan kantong sampah yang berisi sisa-sisa, puntung rokok, maupun limbah tubuh digunakan agar badan intelijen asing, bahkan yang bersahabat sekalipun, tidak bisa mendapatkan sampel untuk diuji,” kata Madden.

“(Karena) dari situ, mereka bisa mengetahui kondisi medis yang dialami Kim Jong Un, termasuk lewat rambut atau kulit yang tertinggal,” tambahnya.

Walau terlihat ekstrem, langkah-langkah ini tetap dilakukan demi mencegah kebocoran informasi kesehatan Kim dari limbah atau jejak yang ditinggalkan.

“Ini adalah bagian dari strategi besar Korea Utara untuk menutup akses pihak luar terhadap informasi vital tentang Kim,” ujar Madden.

Baca juga: Prabowo, Putin, sampai Kim Jong Un Diundang Parade Militer Akbar di China

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Terkini Lainnya
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Drone Houthi Tembus Pertahanan Israel, Sirene Peringatan Tak Bunyi
Global
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang yang Mundur Usai Menjabat Setahun
Global
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Rusia Lancarkan Serangan Udara Tebesar, Hantam Kompleks Pemerintahan Ukraina 
Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Aksi Solidaritas Pemuda Malaysia, Kapal Rp 16 Miliar Tenggelam Setelah Diluncurkan
Global
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
PM Jepang Shigeru Ishiba Mundur, Ini 2 Kandidat Penggantinya
Global
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Selundupkan 362 Berlian Rp 5,2 Miliar ke Vietnam, Pria India Dipenjara 7 Tahun
Global
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Rumah Ibu Isaac Newton Ditemukan, Buka Sejarah Keluarga Sang Ilmuwan
Global
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Balas Kematian PM, Houthi Yaman Tembakkan 3 Drone ke Arah Israel
Global
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Siapa Santo Carlo Acutis yang Baru Saja Dikanonisasi Paus Leo XIV?
Global
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Pria Asing Diam-diam Huni Ruang Bawah Tanah Rumah Orang, Ada Listrik dan Kasur
Global
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Vaksin Kanker Buatan Rusia 2025 Diluncurkan dan Siap Digunakan
Global
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Kelompok Bersenjata Palestina Luncurkan 2 Roket ke Israel
Global
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki 'Influencer Tuhan'
Carlo Acutis Jadi Santo Milenial Pertama, Dijuluki "Influencer Tuhan"
Global
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Perluas Operasi Militer, Israel Ratakan Gedung Pencakar Langit Kedua di Kota Gaza
Global
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Ditolak 50 Kali Wawancara Kerja, Wanita Brasil Ini Curiga Penampilannya Jadi Hambatan
Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau