Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebangkitan Jet Tempur China: Dulu Tukang Tiru, Kini Ciptakan Generasi Keenam 

Kompas.com - 05/09/2025, 15:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Untuk kali pertama, China memamerkan seluruh armada jet tempur siluman generasi kelima yang dimiliki dalam parade militer besar di Beijing, Rabu (3/9/2025).

Ada tiga jet tempur siluman generasi kelima yang dipamerkan dalam parade militer tersebut yakni J-20A, J-20S, dan J-35.

Dipamerkannya jet-jet siluman itu membuat dunia tercengang. Pasalnya, "Negeri Panda" dulu hanya bisa meniru, tapi kini sudah melompat lebih jauh.

Bahkan, China menjadi salah satu dari segelintir negara yang kini menggarap jet tempur generasi keenam, pesawat yang lebih siluman dan terkoneksi dengan akal imitasi (AI).

Dilansir dari berbagai sumber, berikut kisah kebangkitan industri jet tempur China hingga membuat terobosan besar kiwari.

Baca juga: Kisah AS Diam-diam Borong 21 Jet Tempur Soviet MiG-29 demi Gagalkan Iran

Tiru Uni Soviet

Pada 1950-an hingga awal 1960-an, industri penerbangan China bisa tumbuh berkat bantuan Uni Soviet. 

Beijing mendapat lisensi untuk memproduksi berbagai jet tempur buatan "Negeri Beruang Merah" seperti MiG-17 dan MiG-19, yang kemudian dikenal sebagai J-5 dan J-6. 

Lisensi tersebut memberi insinyur China pengalaman teknis dasar, tetapi masih sebatas perakitan dan peniruan desain.

Setelah hubungan Beijing dengan Moskwa memburuk pada 1960, China kehilangan akses ke teknologi jet tempur yang baru.

Baca juga: Jet Tempur Siluman Berbasis Kapal Induk J-35 Debut di Parade Militer China

Stagnansi

Jet tempur Shenyang J-6 buatan China.WIKIMEDIA COMMONS Jet tempur Shenyang J-6 buatan China.

Usai "pisah ranjang" dengan Uni Soviet, industri dalam negeri China hanya bisa melakukan penyempurnaan terbatas terhadap model-model lama. 

Saat itu, China memang mampu membuat jet tempur sendiri. Akan tetapi, jet tempur itu hanyalah tiruan dari Soviet dan dipandang rendah kualitasnya.

Jet J-7 misalnya, lahir dari desain MiG-21, tetapi tidak memberi lompatan berarti. Pada masa ini, kemampuan industri China lebih banyak pada upaya upgrade produk lama ketimbang menciptakan hal baru.

Periode 1960–1977 bisa disebut sebagai masa stagnansi dalam industri kedirgantaraan di China. 

Upaya mengembangkan pesawat sendiri seperti J-8 mengalami banyak kendala, baik teknis maupun politik. Revolusi Kebudayaan pada 1966-1976 juga mengacaukan stabilitas industri militer.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau