Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lumpia Semarang, Warisan Budaya UNESCO dan Ikon Kuliner Jawa Tengah

Kompas.com - 03/09/2025, 10:25 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Lumpia semarang adalah kudapan tradisional yang telah lama menjadi ikon kuliner yang melekat pada identitas Kota Semarang, Jawa Tengah.

Karena kepopulerannya, Kota Semarang juga dikenal dengan julukan sebagai Kota Lumpia.

Lebih dari sekadar makanan ringan, lumpia mencerminkan sejarah panjang akulturasi budaya, keberanian untuk berinovasi, sekaligus perannya sebagai jembatan sosial yang mempersatukan berbagai etnis.

Pada 2014, lumpia semarang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Pengakuan tersebut menegaskan bahwa lumpia bukan hanya makanan khas daerah, melainkan juga warisan budaya yang sarat nilai historis, filosofis, dan sosial.

Baca juga: Cara Membuat Kulit Lumpia Lentur dan Tidak Mudah Sobek, Ini Triknya!

Asal-usul dan Filosofi di Balik Nama Lumpia

Istilah "lumpia" berasal dari dialek Hokkian, gabungan kata "lun" atau "lum" yang berarti lembut, dan "pia" yang berarti kue.

Makna "kue lembut" sesuai dengan resep awal lumpia yang sejatinya disajikan tanpa digoreng.

Namun, seiring proses akulturasi dengan budaya Jawa, lumpia kemudian hadir pula dalam bentuk goreng yang renyah.

Selain nama, bentuk lumpia yang panjang dan berwarna keemasan saat digoreng diyakini melambangkan harapan akan rezeki dan kemakmuran.

Filosofi ini berasal dari tradisi Tionghoa, di mana lumpia kerap disajikan saat Imlek sebagai simbol keberuntungan.

Seiring meluasnya penerimaan, makna simbolik tersebut tidak hanya dimaknai masyarakat Tionghoa, melainkan juga menjadi harapan universal yang diapresiasi semua kalangan di Semarang.

Sejarah Lumpia Semarang dari Kisah Cinta Lintas Budaya

Dilansir dari Antara, kisah lumpia semarang bermula pada abad ke-19, berawal dari sebuah romansa yang melandasi lahirnya kuliner lintas budaya.

Cerita ini berpusat pada pertemuan seorang pedagang asal Fujian, China, bernama Tjoa Thay Joe, dengan Wasih, pedagang pribumi Jawa.

Tjoa Thay Joe berjualan hidangan khas Tionghoa berupa gulungan berisi rebung dan daging babi.

Sementara itu, Wasih menawarkan makanan serupa dengan rasa lebih manis, berisi kentang dan udang.

Pertemuan keduanya terjadi di Olympia Park, pasar malam Belanda yang kala itu menjadi pusat hiburan dan perdagangan di Semarang.

Alih-alih bersaing, mereka justru menjalin hubungan asmara yang berakhir di pelaminan.

Setelah menikah, pasangan ini menggabungkan usaha sekaligus resep mereka, melahirkan hidangan baru yang merepresentasikan perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa.

Ilustrasi lumpia basah isi sayur.  SHUTTERSTOCK/GKRPHOTO Ilustrasi lumpia basah isi sayur.

Perubahan paling besar ada pada penggantian daging babi dengan ayam atau udang, sambil tetap mempertahankan rebung sebagai isian utama.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menkeu Purbaya Ungkap Rencana Diskon Tarif Tol untuk Nataru 2025
Menkeu Purbaya Ungkap Rencana Diskon Tarif Tol untuk Nataru 2025
Jawa Timur
Tradisi dan Mitos Selasa Kliwon, Salah Satu Hari Sakral dalam Kalender Jawa
Tradisi dan Mitos Selasa Kliwon, Salah Satu Hari Sakral dalam Kalender Jawa
Jawa Tengah
Bagaimana Cara Mengetahui NIK KTP Bocor dan Dipakai untuk Pinjol atau Judol?
Bagaimana Cara Mengetahui NIK KTP Bocor dan Dipakai untuk Pinjol atau Judol?
Sulawesi Selatan
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Jawa Tengah
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Sulawesi Selatan
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Barat
 Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Sumatera Selatan
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau