Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponorogo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO, Bupati Sugiri: Ini Kemenangan Masyarakat

Kompas.com - 02/11/2025, 10:45 WIB
Wahyu Wachid Anshory

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, resmi menjadi bagian dari UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO.

Ponorogo masuk dalam kategori Crafts and Folk Art atau Kriya dan Seni Rakyat, yang menandai pengakuan internasional terhadap kekuatan budaya dan kreativitas masyarakatnya.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko atau yang akrab disapa Kang Giri, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian tersebut.

"Capaian ini menempatkan Ponorogo sejajar dengan 407 kota lain di dunia yang memiliki ekosistem budaya dan kreativitas berkelanjutan," ujar Kang Giri di Ponorogo, Sabtu (1/11/2025) dikutip dari Antara.

Baca juga: UNESCO Tetapkan Ponorogo dan Malang sebagai Kota Kreatif Dunia, Ini Maknanya bagi Indonesia

Apa Arti Pengakuan UNESCO bagi Ponorogo?

Menurut Kang Giri, penetapan Ponorogo sebagai Kota Kreatif UNESCO merupakan puncak dari perjalanan panjang masyarakat Bumi Reog dalam menjaga dan mengembangkan seni tradisi.

“Ini kemenangan seluruh masyarakat Ponorogo. Gelar Kota Kreatif UNESCO merupakan pengakuan atas ekosistem budaya yang hidup dan berakar kuat, mulai dari seni pertunjukan, kerajinan, hingga kriya,” katanya.

Ia menambahkan bahwa kini Ponorogo memiliki dua pengakuan UNESCO, yakni sebagai pemilik Warisan Budaya Takbenda (Intangible Cultural Heritage/ICH) dan sebagai kota dengan ekosistem kreatif berbasis tradisi.

“Reog Ponorogo bukan sekadar tarian. Ia adalah sumber inspirasi dan semangat bagi seluruh pelaku ekonomi kreatif. Pengakuan ini membuka peluang lebih luas bagi kolaborasi internasional dan penguatan sektor budaya,” jelas Kang Giri.

Baca juga: Indonesia Ajukan Tempe ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia

Mengapa Reog Menjadi Kekuatan Utama Ponorogo?

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kenakan baju panadon, inisiasi seragam sekolah Donda Dondi. Ide seragam berasal dari baju khas Ponoragan yang disebut panadon, pakaian khas Warok Ponorogo yang dibuat dengan kain berwarna hitam, sementara di bagian dalam pakaian terdapat kain dengan ornamen garis berwarna merah yang menjadi identitas Warok.KOMPAS.COM/SUKOCO Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko kenakan baju panadon, inisiasi seragam sekolah Donda Dondi. Ide seragam berasal dari baju khas Ponoragan yang disebut panadon, pakaian khas Warok Ponorogo yang dibuat dengan kain berwarna hitam, sementara di bagian dalam pakaian terdapat kain dengan ornamen garis berwarna merah yang menjadi identitas Warok.

UNESCO menilai Ponorogo unggul karena kekuatan ekosistem Reog yang unik dan menyeluruh.

Seni tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi masyarakat.

“Mulai dari pembuatan dadak merak, topeng Bujangganong, kostum, hingga perangkat gamelan, semuanya menjadi satu kesatuan ekosistem kreatif yang tumbuh dari tradisi Reog Ponorogo,” kata Bupati.

Baca juga: Bahasa Indonesia Resmi di UNESCO, Anggota DPR: Perkuat Posisi Tawar RI

Reog Ponorogo telah lama dikenal sebagai simbol identitas budaya Jawa Timur. Di balik pertunjukan megahnya, ada ratusan perajin, seniman, dan pelaku usaha kecil yang menggantungkan hidup dari tradisi ini.

Dengan masuknya ke jaringan kota kreatif dunia, Ponorogo diharapkan dapat memperluas pasar kriya lokal dan memperkuat posisi Reog sebagai warisan budaya dunia.

Bagaimana Peran Indonesia dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO?

Penetapan Ponorogo diumumkan bersamaan dengan Kota Malang pada peringatan World Cities Day 2025.

Halaman:


Terkini Lainnya
5 Fakta Penemuan Dua Kerangka Manusia di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat
5 Fakta Penemuan Dua Kerangka Manusia di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat
Jawa Barat
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Diperkirakan Terjadi November 2025–Februari 2026
BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Diperkirakan Terjadi November 2025–Februari 2026
Jawa Timur
Jenazah Pakubuwono XIII Disemayamkan di Sasana Parasdya, Warga Diperkenankan Datang Bertakziah
Jenazah Pakubuwono XIII Disemayamkan di Sasana Parasdya, Warga Diperkenankan Datang Bertakziah
Jawa Tengah
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Mangkat, Siapa Calon Penggantinya?
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Mangkat, Siapa Calon Penggantinya?
Jawa Tengah
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Tahun Depan
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah dan Long Weekend Tahun Depan
Jawa Barat
BKN Ingatkan ASN: Tidak Masuk Kerja Bisa Berujung Pemecatan
BKN Ingatkan ASN: Tidak Masuk Kerja Bisa Berujung Pemecatan
Sulawesi Selatan
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau