KOMPAS.com - Presiden Barcelona, Joan Laporta, mengungkapkan ancaman serius yang tengah dihadapi klubnya.
Barcelona disebut berpotensi dijatuhi sanksi larangan bermain di Liga Champions musim depan akibat pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP).
Masalah keuangan dan administrasi Barcelona memang sudah lama menjadi sorotan. Klub raksasa asal Catalan itu bahkan dinyatakan melanggar aturan FFP untuk musim kedua berturut-turut.
Sebelumnya, Barcelona rela membayar denda 500 ribu euro (sekitar Rp9 miliar) untuk pelanggaran pertama pada 2024. Namun kali ini, hukumannya lebih berat.
Baca juga: Kata Joan Laporta Soal Rencana UEFA Coret Barcelona dari Liga Champions
Blaugrana bahkan disebut telah membayar 15 juta euro (sekitar Rp289 miliar) kepada UEFA agar terhindar dari sanksi lebih parah.
Meski demikian, Laporta mengakui konsekuensi olahraga masih bisa menimpa klubnya.
Laporta menjelaskan, UEFA sempat ingin menghukum Barcelona dengan melarang mereka tampil di Liga Champions musim berikutnya.
“UEFA ingin menghukum kami dengan tidak bermain di Liga Champions pada musim berikutnya. Dan justru fakta bahwa Barcelona tidak dapat melakukan penambahan modal adalah salah satu argumen yang berhasil kami gunakan untuk membuat UEFA mengurangi denda atas ketidakpatuhan terhadap Financial Fair Play, dari 60 juta menjadi 15 juta euro,” kata Laporta dalam Sidang Umum Biasa seperti dikutip Mundo Deportivo, Minggu (19/10/2025).
Baca juga: Nico Paz Nyawa Como, Kalahkan Kontribusi Lamine Yamal di Barcelona
Laporan Football Espana juga menyebutkan, Barcelona masih terikat sanksi FFP yang belum sepenuhnya terselesaikan.
Jika hukuman larangan tampil di Eropa benar diberlakukan, kerugian besar akan menimpa Barcelona sebagai klub yang pernah mengoleksi lima trofi Liga Champions.
“Mereka juga ingin memberi sanksi kepada kami untuk tidak bermain di Liga Champions berikutnya,” ujar Laporta.
Meski dilanda persoalan keuangan, performa Barcelona di lapangan masih terjaga. Di bawah asuhan Hansi Flick, musim lalu Blaugrana bahkan meraih treble domestik.
Namun, persoalan administrasi berdampak pada proses pendaftaran pemain.
Meski aktif di bursa transfer, Barcelona kerap kesulitan mendaftarkan pemain baru karena terbentur aturan batas gaji yang ketat dari LaLiga.
Situasi ini memperburuk kondisi finansial klub yang terus berupaya menstabilkan keuangannya tanpa kehilangan daya saing di kompetisi tertinggi.