KOMPAS.com - Desain Bandara Bali Utara telah resmi diperkenalkan pada Rabu (24/9/2025).
Hal ini menjadi babak baru proyek yang digadang-gadang akan menyaterakan pembangunan Bali Selatan dan Utara, menciptakan 30 juta penumpang per tahun, serta menjadikan Bali 'The New Singapore' versi tropis.
"Ini perjuangan 10 tahun, dari hadapan Menteri Perhubungan hingga MoU dengan China. Bali siap berimbang di Utara untuk Nusantara," ujar Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo.
Adapun MoU dengan investor dari China menghasilkan senilai 3 miliar dolar AS atau equivalen Rp 50,2 triliun.
Bandara Bali Utara berlokasi di Kubutambahan, Buleleng, berjarak 75 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai, dekat Pantai Lovina dan Gunung Batur.
Baca juga: Berkonsep Bedawang Nala, Bandara Bali Utara Bakal Saingi Changi Singapura
Terinspirasi oleh Bedawang Nala, kura-kura kosmik Bali yang menyangga Bhurloka (alam manusia), didukung naga Anantabhoga dan Basuki, arsitektur ini simbol harmoni.Desain Bandara Bali Utara dirancang Alien Design Consultant (Alien DC) yang dipimpin Hardyantohony Wiratama. Ini adalah jantung cerita, Bandara sebagai Kura-Kura Hidup yang Menyatu dengan Alam dan Budaya.
Arsitekturnya terinspirasi oleh Bedawang Nala, kura-kura kosmik Bali yang menyangga Bhurloka (alam manusia), didukung naga Anantabhoga dan Basuki.
"Bedawang Nala sebagai penyangga, transit hub seperti cangkang yang melindungi," kisahnya.
Baca juga: Satu Tahun InJourney, Bikin Bandara Jadi Destinasi Budaya
Lengkung organik seperti cangkang kura-kura, landasan pacu 3,6 kilometer berada di pulau buatan 900 hektar yang merupakan hasil restorasi abrasi, dan bukan reklamasi.
Eksterior dan Tata Massa dibagi menjadi Transit Hub yang menyangga LRT, BRT, EV drop-off dan Airport Terminal (jantung penerbangan).
Lengkung organik seperti cangkang kura-kura, landasan pacu 3,6 kilometer berada di pulau buatan 900 hektar yang merupakan hasil restorasi abrasi, dan bukan reklamasi.
Kemudian tata ruang Tri Hita Karana sebagai Harmoni Tuhan (ruang spiritual), manusia (sosial), alam (hijau 70 persen).
Desain Bandara Bali UtaraSementara interiornya mencakup inner court sebagai 'natah' modern atau halaman tengah Bali, amphitheater untuk tari Kecak, dan ruang ritel dengan motif tradisional.
Material tropis lokal seperti kayu, dan batu, serta pola geometris kura-kura, dan pencahayaan alami menjadi dominan di sini.
Baca juga: Demi Keselamatan, Runway Bandara Ngurah Rai Diperkeras 10 Bulan
Bandara Bali Utara mengadopsi prinsip pembangunan berkelanjutanAdapun kapasitas bandara meliputi 196 check-in counter internasional, 24 domestik, 32 garbarata, dengan proyeksi 24 juta penumpang internasional dan 6 juta domestik per tahun.
Bandara ini dijalankan dengan prinsip-prinsip hemat energi, yang mengintegrasikan penggunaan kendaraan listrik, energi hijau, dan pengelolaan air yang efisien, sehingga diklaim dapat menyaingi Bandara Changi di Singapura, dan Incheon di Korea.
Bandara Bali Utara menempati area hasil restorasi abrasi, bukan reklamasiBaca juga: Intip Desain Terminal 5 Bandara Changi, Hijau dan Futuristik
Sedangkan kawasan pendukungnya dirancang seluas 2.800 hektar, dengan skema bagi hasil dengan masyarakat, dengan peruntukan sebagai metaverse, finansial, properti, dan logistik.
"Ini kota baru yang menyediakan meeting, incentives, convention dan exhibition (MICE), data center, energi terbarukan. Bali Utara akan jadi hub ekonomi," tuntas Erwanto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang