JAKARTA, KOMPAS.com - Jeddah Tower, yang sebelumnya dikenal sebagai Kingdom Tower, adalah proyek pencakar langit ambisius di Jeddah, Arab Saudi, yang digadang-gadang sebagai tertinggi di dunia.
Dirancang sebagai simbol inisiatif diversifikasi ekonomi Saudi Arabia, Vision 2030, megatall ini bertujuan untuk melampaui pemegang rekor saat ini, Burj Khalifa di Dubai, yang mengangkasa ketinggian 828 meter.
Baca juga: Konstruksi Calon Gedung Tertinggi di Dunia Sentuh Lantai ke-73, Hampir 300 Meter
Ketinggian Jeddah Tower yang direncanakan melebihi 1.000 meter, menjadikannya struktur pertama yang mencapai tanda satu kilometer.
Terletak di pengembangan Jeddah Economic City (JEC), Jeddah Tower berfungsi sebagai tengara campuran yang menawarkan ruang residensial, komersial, hotel, dan kantor, beserta dek observasi dan fasilitas mewah.
Proyek yang dikembangkan oleh Jeddah Economic Company (JEC) dan dibiayai oleh Kingdom Holding Company (KHC) milik Pangeran Al-Waleed bin Talal, telah menghadapi penundaan signifikan karena masalah keuangan, tantangan teknik, dan pandemi COVID-19.
Baca juga: Jakarta Mendunia, Autograph Tower Resmi Jadi Gedung Tertinggi di Selatan Bumi
Hingga Oktober 2025, konstruksi masih belum selesai, dengan struktur saat ini berdiri sekitar 220 meter, meskipun laporan terbaru menunjukkan momentum baru mencapai level 73 lantai.
Asal-usul Jeddah Tower dapat ditelusuri kembali ke pertengahan 2000-an di tengah ledakan pencakar langit global di Timur Tengah.
Pada tahun 2008, proyek ini secara resmi diumumkan oleh KHC, dengan tujuan menciptakan struktur ikonik untuk meningkatkan pariwisata dan bisnis di Jeddah, kota terbesar kedua di Arab Saudi dan pelabuhan utama Laut Merah.
Berikut kronologinya:
Desain Jeddah Tower terinspirasi dari formasi kristal mawar gurun dan arsitektur Islam tradisional, menampilkan jejak tri-lobed yang meruncing menjadi puncak ramping.
Baca juga: Autograph Tower Catat Rekor Baru Muri, Gedung Tertinggi di Indonesia
Bentuk aerodinamis ini meminimalkan beban angin pada ketinggian ekstrem, faktor kritis untuk stabilitas.
Spesifikasi Utama
Sementara komponen lainnya yakni truss outrigger menghubungkan inti ke kolom perimeter untuk stabilitas lateral. Pengujian terowongan angin mengonfirmasi bahwa gedung ini dapat menahan hembusan 220 km/jam.
Baca juga: Wisma Nusantara Gedung Pencakar Langit Pertama di Asia Tenggara
Fasadnya menggabungkan "selubung teduh" berupa sirip kaca untuk mengurangi penyerapan panas matahari sebesar 30 persen. Di puncak 90 meter menampung dek observasi publik dan suite kerajaan pribadi.
Desain menekankan kemewahan dan fungsionalitas, dengan fasilitas termasuk hotel bintang lima (Rose Rayhaan by Rotana), 300 unit residensi mewah, ruang kantor untuk 10.000 pekerja, dan podium ritel.