Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponpes Al Khoziny Akan Dibangun Ulang, Ini Saran IAI soal Rancangan Bangunannya

Kompas.com - 09/10/2025, 20:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah berencana membangun ulang Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang ambruk hingga menelan korban jiwa.

Terkait rencana tersebut, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) memberikan masukan terkait rancangan desain arsitektur bangunan yang sebaiknya diterapkan pada Ponpes Al Khoziny.

Ketua Umum IAI, Georgius Budi Yulianto mengatakan, langkah awal yang penting dilakukan bukan langsung membangun, melainkan melakukan verifikasi dan validasi kondisi eksisting. Bahkan jika perlu, audit keandalan bangunan.

"Dari hasil verifikasi tersebut, dilakukan assessment atau kajian teknis yang akan menentukan apakah diperlukan perancangan ulang (redesign)," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (9/10/2025).

Baca juga: Pentingnya Arsitek dan PBG agar Konstruksi Bangunan Tak Jadi Tragedi

Lanjut dia, proses ini juga harus memerhatikan kebutuhan dan visi lembaga dalam jangka panjang, kapasitas santri saat ini, proyeksi pertumbuhan jumlah siswa setiap tahun, serta pengembangan yang diharapkan dalam 10–15 tahun ke depan.

"Semua pertimbangan tersebut menjadi dasar agar rancangan yang dihasilkan benar-benar efisien, aman, berkelanjutan, dan sesuai kebutuhan nyata," tutur pria akrab disapa Boegar itu.

Apakah IAI Akan Terlibat dalam Pembangunan Ponpes Al Khoziny?

Boegar menjelaskan, sebagai asosiasi profesi, IAI tidak berfungsi sebagai pelaksana proyek, tetapi memiliki mandat untuk membina, mengembangkan, dan menjaga standar keprofesian arsitek di Indonesia.

IAI berdiri sebagai penjaga marwah profesi, memastikan bahwa setiap arsitek bekerja dengan kompetensi, integritas, dan tanggung jawab terhadap masyarakat.

"Di bawah payung IAI Nasional, terdapat sebuah badan bernama Badan Pengabdian Profesi (BPP) yang menjadi wadah bagi arsitek untuk mengabdikan keahliannya dalam kegiatan sosial, edukatif, dan kemanusiaan," katanya.

Baca juga: Berapa Biaya Jasa Arsitek? Berikut Acuan Perhitungannya

Menurut dia, BPP IAI telah terlibat dalam berbagai program pendampingan masyarakat di seluruh Indonesia.

Kegiatan ini mencakup edukasi tentang arsitektur ramah lingkungan, desain tanggap bencana, hingga penyusunan standar teknis untuk berbagai jenis bangunan publik seperti fasilitas pendidikan, tempat ibadah, dan bangunan pelayanan masyarakat lainnya.

"Semua bentuk pendampingan tersebut dilakukan dalam semangat profesionalisme dan pelayanan publik," imbuhnya.

Pendampingan yang dilakukan IAI pun dapat bersifat pro bono (sukarela), terutama untuk kegiatan sosial, atau dengan skema honorarium tertentu tergantung skala, waktu, dan kedalaman pekerjaan yang dilakukan.

Prinsipnya, IAI tidak berproyek. Namun memastikan bahwa arsitek yang direkomendasikan untuk membantu masyarakat adalah individu yang kompeten dan teregistrasi secara resmi.

"Dengan demikian, setiap kegiatan dilakukan secara profesional dan sesuai dengan etika keprofesian," pungkas Boegar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau