Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revolusi China, Bangun Waduk Berkedok Taman Rindang Anti-Banjir

Kompas.com - 20/10/2025, 23:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Pada tahun 2013, China dihantam musim hujan yang sangat parah, menyebabkan lebih dari 200 kota terendam banjir.

Bencana ini bukan hanya menimbulkan kerugian, tetapi juga alarm keras yang memicu revolusi total dalam perencanaan kota.

Solusi radikal dan brilian muncul dari seorang arsitek lanskap dan perancang kota bernama Kongjian Yu dengan konsep "Kota Spons" (Sponge City).

Baca juga: Cegah Bali Banjir Lagi, Waduk Muara Nusa Dua Bakal Dinormalisasi

Setelah skema percontohan di 16 kota pada tahun 2015 terbukti sangat berhasil, teknologi Kota Spons kini diadopsi secara luas.

Alat paling populer dan paling indah keberhasilan ini adalah taman tepi sungai yang adaptive terhadap banjir.

Filosofi yang Membalik Logika Air

Pengelolaan air kota tradisional selalu berfokus pada satu hal yakni membuang air secepat mungkin melalui gorong-gorong dan saluran drainase. Namun, perubahan iklim membuat cuaca semakin ekstrem, dan sistem drainase cepat kewalahan.

Nah, konsep Kota Spons membalik logika ini. Tujuannya adalah menyerap dan menampung air sebanyak mungkin.

Permukaan hijau (atap dan dinding), taman hujan (rain garden), hingga alun-alun dirancang untuk menampung air.

Nanchang Fish Tail Sponge ParkTurenscape via v2com newswire Nanchang Fish Tail Sponge Park
Taman dan lahan publik didesain untuk membiarkan dirinya tergenang banjir dalam tahapan yang terkontrol.

Dengan menyerap air, Kota Spons secara simultan mengisi ulang lapisan air tanah (akuifer) di bawah kota.

Teknik ini menjadi solusi cerdas untuk mengatasi dua masalah iklim ekstrem yakni kelebihan air dan kekurangan air.

Transformasi Lahan Sampah Menjadi Landmark Dunia

Contoh paling spektakuler dari Kota Spons ini adalah Fish Tail Sponge Park di Nanchang, sebuah kota di dataran banjir Sungai Yangtze.

Area seluas 126 hektar yang dulunya merupakan tempat pembuangan limbah abu batu bara dan kolam ikan yang tercemar, diubah oleh Kongjian Yu, dari Tim Turenscape, menjadi hutan terapung yang seperti mimpi.

Baca juga: Berkat Waduk Kedungombo, Kebutuhan Air Musim Tanam di Jawa Tengah Aman

Rancangan ini terinspirasi oleh teknik pertanian purba di lahan rawa (seperti Chinampas Aztec), tim Turenscape menggunakan teknik cut-and-fill (gali dan timbun).

Abu batu bara bekas didaur ulang dan dicampur dengan tanah untuk menciptakan banyak pulau-pulau kecil (islet).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau