Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BIBU dan Tol Gilimanuk-Mengwi "Mati Suri", Investor Properti Merugi

Kompas.com - 27/10/2025, 21:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) dan Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi merupakan dua proyek infrastruktur jumbo yang hingga kini masih sebatas proposal di atas kertas.

Padahal, BIBU pernah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui Perpres Nomor 109 Tahun 2020. Namun, karena alasan perencanaan belum matang, BIBU kemudian dicoret dari daftar PSN.

Sementara Tol Gilimanuk-Mengwi masih bertengger dalam daftar terbaru PSN 2025. Hal ini seiring terbitnya Peraturan Menteri Koordinator (Permenko) Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025 yang diteken Airlangga Hartarto.

Baca juga: Tol Gilimanuk-Mengwi, Satu-satunya PSN di Luar Jawa-Sumatera yang Belum Dibangun

Beleid ini menetapkan daftar terbaru 50 Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol, termasuk sejumlah proyek di luar Jawa dan Sumatera.

Wakil Ketua Umum DPP REI Bambang Ekajaya menilai, ketidakjelasan status dan kepastian pelaksanaan proyek infrastruktur vital ini telah menciptakan kerugian finansial signifikan sehingga menahan potensi pertumbuhan ekonomi di Bali bagian barat dan utara.

Para investor yang tergiur oleh janji pengembangan Bali Barat dan Bali Utara, termasuk rencana pembangunan tol dan bandara, harus menanggung kerugian miliaran rupiah akibat ketidakpastian ini.

Padahal tujuan dibangunnya dua infrastruktur jumbo ini demikian mulia. Pertama, meringankan beban Bali Selatan, dengan harapan dapat mengurai kepadatan wisata dan lalu lintas yang sudah jenuh di area Kuta, Denpasar, dan sekitarnya.

Baca juga: AHY Sebut Kawasan Bandara Kertajati In The Middle of Nowhere

Kedua, pemerataan ekonomi, mendorong pertumbuhan kawasan wisata di Bali Barat dan Bali Utara yang saat ini relatif kurang berkembang.

Ketiga, jalan tol akan memangkas waktu tempuh Bali Barat dan Utara, membuat kawasan wisata baru menjadi lebih atraktif bagi wisatawan dan investasi. Sementara BIBU bakal mengurangi beban Bandara Internasional Ngurah Rai.

"Namun, implementasi di lapangan selalu tersandung. Isu utama adalah ketidakpastian lokasi yang terus berpindah-pindah," ungkap Bambang kepada Kompas.com, Senin (27/10/2025).

Ketidakjelasan ini tak lepas dari dinamika yang terjadi, membuat infrastruktur dengan proyeksi investasi puluhan triliun rupiah, masing-masing BIBU Rp 50 triliun yang dipasok dari investor global, dan Rp 25,4 triliun untuk tol, tersebut tidak kunjung mencapai finalisasi.

Kerugian Investor 

Investor yang kadung menanam modal di Bali Utara dengan harapan adanya peningkatan akses dan traffic seperti pada sektor properti dan perhotelan mendapati aset mereka terperangkap, sulit dijual, dan nilainya anjlok.

"Ada sejumlah investor yang harus menelan kerugian miliaran rupiah, akibat ketidakpastian ini," imbuh Bambang.

Baca juga: Disebut In The Middle of Nowhere, BIJB Kertajati Dikembangkan Jadi Aerospace Park

CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, membenarkan ada investor yang mengalami kerugian.

Namun, menurut Hendra hal itu merupakan risiko investor yang terlalu spekulatif. Persis seperti yang terjadi di sekitar Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau