KOMPAS.com - Sebuah penemuan luar biasa baru saja mengubah cara kita memahami asal-usul nyamuk. Fosil larva nyamuk yang terperangkap dalam sepotong amber berusia 99 juta tahun dari kawasan Kachin, Myanmar, dinyatakan sebagai larva nyamuk tertua yang pernah ditemukan. Fosil ini bukan hanya yang pertama dari jenisnya yang diawetkan dalam amber, tetapi juga menjadi bukti pertama tahap larva nyamuk dari era Mesozoikum.
Para ilmuwan menamai spesies baru ini Cretosabethes primaevus, yang sekaligus menjadi genus baru. Penemuan ini menunjukkan bahwa struktur tubuh larva nyamuk nyaris tidak berubah selama hampir 100 juta tahun — bukti kuat bahwa evolusi nyamuk berjalan lambat dalam hal morfologi.
Baca juga: Bagaimana Resin Pohon Bisa Mengawetkan Fosil?
Nyamuk termasuk dalam keluarga besar Culicidae, dengan lebih dari 3.700 spesies hidup di seluruh dunia. Meski tubuhnya mungil, nyamuk punya peran besar dalam ekosistem dan sejarah manusia — mulai dari penyerbukan hingga penyebaran penyakit mematikan.
Sebelum penemuan ini, para ilmuwan hanya mengenal 31 spesies nyamuk fosil, hampir semuanya berupa serangga dewasa yang ditemukan dalam amber dari periode yang sama, sekitar 99 juta tahun lalu.
Menurut Dr. André Amaral dari Ludwig-Maximilians-Universität München (Jerman), “fosil nyamuk tertua yang kita ketahui sebelumnya berasal dari individu dewasa. Berdasarkan morfologinya yang sangat berbeda dengan nyamuk modern, mereka termasuk kelompok yang sudah punah, Burmaculicinae, dalam keluarga Culicidae.”
Namun, Cretosabethes primaevus ternyata berbeda. Berdasarkan bentuk dan struktur tubuhnya, fosil ini tergolong dalam kelompok Sabethini, yaitu kelompok yang masih memiliki perwakilan nyamuk modern hingga kini.
Baca juga: Terjebak dalam Resin Kayu, Burung Ini Terawetkan Selama 100 Juta Tahun
Para peneliti menduga larva Cretosabethes primaevus hidup di genangan air kecil — mirip dengan habitat larva nyamuk modern dari kelompok Sabethini.
“Temuan ini menunjukkan bahwa nyamuk sudah mengalami diversifikasi sejak periode Jurassic (201–145 juta tahun lalu),” tulis para peneliti dalam jurnal ilmiah Gondwana Research.
Berdasarkan analisis molekuler, perkiraan waktu munculnya nyamuk memang bervariasi antara periode Triassic dan Jurassic. Namun, hasil penelitian baru ini memperkuat dugaan bahwa nyamuk sudah ada sejak zaman dinosaurus, dan bentuk larvanya hampir tidak berubah selama 100 juta tahun terakhir.
“Hasil ini menantang asumsi sebelumnya tentang evolusi awal kelompok serangga ini dan memberikan wawasan baru tentang ekologi evolusionernya,” kata Dr. Amaral.
Baca juga: Kenapa Ada Orang yang Selalu Digigit Nyamuk, dan yang Lain Tidak?
Amber yang menyimpan fosil larva ini berasal dari tambang di Lembah Hukawng, Negara Bagian Kachin, Myanmar, yang berasal dari akhir periode Kapur (Cretaceous) sekitar 98,79 juta tahun lalu.
Yang membuat fosil ini unik adalah tingkat kemiripannya dengan larva nyamuk modern. “Berbeda dengan fosil nyamuk lain dari periode ini, yang memiliki ciri morfologi aneh dan tidak lagi ditemukan pada spesies masa kini, larva ini justru sangat mirip dengan nyamuk modern,” jelas Dr. Amaral.
Penemuan Cretosabethes primaevus memberi bukti kuat bahwa nyamuk telah memiliki bentuk tubuh yang efisien dan stabil sejak jutaan tahun lalu. Dalam dunia evolusi serangga, hal ini tergolong luar biasa.
Dengan kata lain, larva nyamuk zaman dinosaurus kemungkinan besar sudah berenang dan bernapas di air dengan cara yang sama seperti nyamuk di halaman rumah kita hari ini.
Baca juga: Fosil Ungkap Dulu Nyamuk Jantan Juga Pengisap Darah
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang