Karena SHOX adalah satu-satunya gen terkait pertumbuhan kerangka yang ditemukan pada kromosom-kromosom ini, para peneliti menyimpulkan perbedaan tinggi badan ini hanya dapat dijelaskan oleh perbedaan dalam ekspresi gen SHOX.
Studi yang sama juga menunjukkan bahwa kelainan dalam gen SHOX menyebabkan pengurangan tinggi badan yang masif: 18,6 sentimeter pada pria, tetapi hanya 8,9 sentimeter pada wanita.
Baca juga: Stunting pada Anak Bukan Cuma Soal Tinggi Badan, Ini Dampaknya untuk Masa Depan
Sekali lagi, hal ini menyiratkan bahwa gen ini memiliki dampak yang jauh lebih besar pada tinggi badan pria.
"Temuan ini konsisten dengan hipotesis bahwa berkurangnya ekspresi SHOX pada wanita menghasilkan perbedaan tinggi badan bersih antara kedua jenis kelamin," tulis para penulis studi kedua.
Para peneliti kini menyimpulkan bahwa gen SHOX pada kromosom seks memainkan peran penting dalam mengatur tinggi badan orang dewasa.
Meski demikian, mereka juga mengakui bahwa SHOX mungkin bukan satu-satunya penentu dalam aspek sexual dimorphism ini, dan tidak mengesampingkan kemungkinan adanya gen atau RNA lain yang belum teridentifikasi pada kromosom seks.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang