Keturunan Portugis di Lamno dikenal memiliki beberapa karakteristik fisik menonjol, antara lain:
Mata biru atau coklat kebiruan, yang menjadi pembeda dari masyarakat Aceh pada umumnya.
Rambut pirang atau kecokelatan, lebih terang dibandingkan warna rambut lokal.
Hidung mancung dan struktur wajah khas Eropa, yang membuat penampilan mereka mudah dikenali.
Meski kini ciri-ciri tersebut semakin samar akibat percampuran genetik dengan warga lokal selama berabad-abad, identitas keturunan Portugis tetap menjadi bagian menarik dari sejarah Aceh.
Baca juga: Bahasa Portugis Akan Diajarkan di Sekolah, Gubernur NTT: Kami Siap dan Punya Jejak Sejarah
Tragedi tsunami Aceh pada tahun 2004 menjadi titik kelam bagi komunitas keturunan Portugis di Lamno. Wilayah ini termasuk yang paling parah terdampak, dan banyak warga keturunan Portugis turut menjadi korban.
Sejak saat itu, jumlah mereka semakin berkurang drastis. Kini, hanya segelintir keluarga yang masih mempertahankan garis keturunan tersebut.
Walau populasinya makin sedikit, cerita tentang penduduk bermata biru di Lamno tetap hidup di tengah masyarakat. Mereka menjadi saksi sejarah nyata dari hubungan panjang antara bangsa asing dan masyarakat Nusantara.
Desa Lamno kini bukan hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga kisah unik tentang perpaduan budaya dan sejarah lintas bangsa.
Melalui pelestarian cerita ini, generasi muda diharapkan terus mengenal dan menghargai kekayaan identitas yang membentuk keberagaman Indonesia.
Sebagian artikel ini tayang di RRI.com dengan judul Penduduk Bermata Biru di Lamno, Aceh
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang