Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Titik Terendah Bumi?

Kompas.com - 14/07/2025, 21:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di antara jutaan kilometer bentang permukaan Bumi, ada dua titik yang menandai ujung tertinggi dan terendah daratan planet ini. 

Di satu sisi, Puncak Everest, mahkota Pegunungan Himalaya dan atap dunia, berdiri berdiri di ketinggian lebih dari 8.800 meter. 

Namun sebaliknya, di wilayah Timur Tengah, tersembunyi titik terendah Bumi, yakni tepi Laut Mati, menurut data dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA).

Laut Mati terletak lebih dari 400 meter di bawah permukaan laut. Perbedaan ketinggian ekstrem ini bukan sekadar angka geografis. 

Masing-masing menyimpan cerita geologis dan sejarah Bumi yang kompleks, dari pergerakan lempeng tektonik hingga pengaruh iklim. 

Lantas, bagaimana Laut Mati bisa menjadi titik terendah di daratan? Apakah itu turut menjadikannya tempat terdalam di muka Bumi?

Baca juga: Zaman Dulu, Setahun di Bumi Terdiri 420 Hari, Kok Bisa?

Laut Mati jadi titik terendah Bumi

Dikutip dari Live Science, Minggu (13/7/2025), Laut Mati yang terletak di antara Yordania dan Israel bukanlah laut, melainkan danau air asin yang panjangnya sekitar 76 kilometer dan lebarnya mencapai 18 kilometer. 

Kandungan garamnya yang sangat tinggi membuat tak ada makhluk hidup yang mampu bertahan, sehingga dijuluki “laut mati”. 

Namun, ini bukan tempat terdalam di permukaan Bumi, gelar itu milik Challenger Deep di Palung Mariana, Samudra Pasifik, yang kedalamannya mencapai lebih dari 10.900 meter.

Permukaan Laut Mati sendiri berubah-ubah tergantung cuaca. 

NASA mencatat, pada hari-hari musim panas yang terik, permukaan airnya bisa turun hingga 2–3 sentimeter per hari akibat penguapan.

Baca juga: Ilmuwan China Manfaatkan AI untuk Temukan Sejarah Bumi yang Hilang

Pembentukan Laut Mati

Secara geologis, Laut Mati terbentuk di sepanjang Sesar Laut Mati, sebuah patahan besar yang membentang hampir 1.000 kilometer hingga ke Pegunungan Taurus di Turki. 

Patahan ini mulai terbentuk sekitar 20 juta tahun lalu, serta menjadi batas aktif antara lempeng tektonik Afrika di sebelah barat dan lempeng Arab di timur.

Rob Pockalny, ilmuwan kelautan dari Rhode Island University menjelaskan, sesar ini mirip dengan Sesar San Andreas di California, tempat dua lempeng saling bergeser. 

Namun, sisi timur Sesar Laut Mati bergerak sedikit lebih cepat, yakni sekitar 5 milimeter per tahun.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau