Dalam pernyataan terbaru, CEO Intel menyebutkan, budaya internal perusahaan juga akan berubah.
Kepemimpinan tidak lagi diukur dari besarnya tim yang dipimpin, melainkan dari kinerja tim kecil yang efisien.
Sebagian fungsi pemasaran Intel akan dialihkan ke Accenture yang kemungkinan akan menggunakan alat berbasis AI untuk mengelola komunikasi pelanggan.
Gelombang PHK pada 2025 ini terjadi setelah Intel memberhentikan 15.000 karyawan pada 2024.
Intel menegaskan, keputusan ini diambil setelah pertimbangan matang dan berkomitmen untuk memperlakukan karyawan yang terdampak dengan kepedulian dan rasa hormat.
Baca juga: Trump Marah, Laporan Intel Sebut AS Gagal Hancurkan Situs Nuklir Iran
Perusahaan teknologi Intel, yang dikenal sebagai produsen prosesor komputer pribadi, tertinggal dari para pesaingnya, seperti AMD dan Nvidia dalam perkembangan pasar semikonduktor.
Pada 2024, Intel mencatat kerugian bersih sebesar 18,8 miliar dollar AS, sebagian besar disebabkan oleh kesulitan mereka dalam beralih ke desain chip yang lebih kecil dan efisien.
“Kita dipandang terlalu lambat, terlalu rumit, dan terlalu kaku, dan kita harus berubah," kata CEO Tan, dalam surat internal kepada seluruh karyawan pada 24 April 2025.
Ia pun menyampaikan rencana untuk menjadikan Intel sebagai perusahaan yang lebih fokus pada rekayasa, dengan memangkas banyak lapisan tim yang selama ini menciptakan birokrasi tidak perlu dan memperlambat kinerja.
Dalam jangka panjang, Tan juga ingin menyempurnakan strategi AI Intel dengan fokus pada bidang-bidang baru yang berkembang, sekaligus membangun kepercayaan dari pelanggan pabrik chip (foundry customers).
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini