Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investigasi Jeju Air: Pilot Salah Matikan Mesin, Sistem Kelistrikan Pesawat Lumpuh

Kompas.com - 22/07/2025, 16:15 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya

Penulis

KOMPAS.com - Otoritas Korea Selatan (Korsel) menemukan fakta bahwa pilot Jeju Air salah mematikan mesin sebelum kecelakaan naas terjadi pada Minggu (29/12/2024) lalu.

Hal tersebut diketahui dari laporan sementara yang dirilis Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korsel (ARAIB).

ARAIB telah menyampaikan temuan miliknya kepada keluarga korban Jeju Air dalam sebuah pengarahan di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan pada Sabtu (19/7/2025).

Baca juga: Fakta Baru Jeju Air: Korsel Sebut Pilot Salah Matikan Mesin, Keluarga Korban Geram

Pilot matikan mesin sebelah kiri

Berdasarkan laporan ARAIB yang diberitakan media Korsel, Chosun pada Senin (21/7/2025), pilot seharusnya mematikan mesin sebelah kanan yang rusak akibat tabrakan burung atau bird strike ketika hendak mendarat di Bandara Muan.

Namun, pilot justru mematikan mesin sebelah kiri yang masih menyala sehingga pesawat kehilangan tenaga dari dua mesin.

Tindakan pilot juga dinilai membuat roda pendaratan tidak dapat berfungsi dengan baik.

ARAIB juga merilis rekaman suara kokpit yang menunjukkan bahwa pilot berkata, “Matikan mesin nomor dua”. Ucapan ini merujuk pada mesin bagian kanan.

Meski begitu, data penerbangan memperlihatkan fakta sebaliknya. Mesin nomor satu yang berada di sebelah kiri justru yang dimatikan.

Hal ini menunjukkan bahwa pilot mungkin salah mengenali kedua mesin di bawah tekanan.

Baca juga: Menhub Korsel Nyatakan Siap Mundur Buntut Kecelakaan Jeju Air

Mesin pesawat sebelah kiri tidak rusak

ARAIB menambahkan, tim investigasi memastikan bahwa mesin sebelah kiri tidak mengalami kerusakan sebelum kecelakaan Jeju Air.

Otoritas setempat menemukan sistem kontrol elektronik mesin masih berfungsi secara normal.

Dari hasil penyelidikan, ditemukan fakta bahwa penghentian mesin sebelah kiri disebabkan oleh tindakan secara manual, bukan kegagalan sistem.

Sementara itu, laporan yang dirilis Korea Times pada Senin (21/7/2025) menunjukkan, pilot Jeju Air diduga secara tidak sengaja mematikan mesin sebelah kiri yang masih berfungsi ketika mengikuti prosedur darurat.

Baca juga: Polisi Korsel Selidiki Email Klaim Dalang Kecelakaan Jeju Air, Apa Isi Pesannya?

Tindakan pilot membuat penghentian Integrated Drive Generator (IDG), komponen penting yang berfungsi untuk menghasilkan dan memasok daya listrik ke seluruh sistem pesawat.

IDG yang tidak berfungsi secara baik membuat beberapa peralatan penting, seperti kotak hitam dan roda pendaratan, tidak bekerja sebagaimana mestinya beberapa saat sebelum kecelakaan Jeju Air.

Selain itu, otoritas setempat juga mendapati temuan bahwa pilot sempat mengeluarkan peringatan mayday sebelum mendarat di Bandara Muan dengan posisi pesawat yang miring.

Pesawat lalu keluar dari landasan pacu dengan kecepatan tinggi, menabrak tanggul beton yang menopang antena sistem pendaratan instrumen, lalu meledak dan terbakar.

Peristiwa tersebut menyebabkan 179 dari 181 orang meninggal. Hanya dua awak kabin yang ditemukan dalam kondisi selamat.

Baca juga: Polisi Selidiki Komentar Warganet Korsel yang Hina Keluarga Korban Pesawat Jeju Air

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau