Studi Ungkap Orang dengan Ikatan Sosial yang Kuat Bisa Proses Penuaan Lebih Lambat
KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa hubungan sosial yang konsisten dan penuh dukungan dapat memperlambat proses penuaan biologis.
Sebagaimana diberitakan Independent, Senin (29/9/2025), riset yang dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior and Immunity – Health edisi Oktober 2025 ini menganalisis lebih dari 2.100 peserta program Midlife in the United States.
Hasil penelitian menemukan, individu dengan “keunggulan sosial kumulatif”, yakni kedalaman dan luasnya koneksi sosial sepanjang hidup, cenderung memiliki profil biologis lebih muda dan kadar peradangan kronis yang lebih rendah.
Baca juga: Waspadai Paparan UVA dari Lampu Nail Art, Bisa Picu Penuaan Dini dan Kanker Kulit
Penelitian ini menggunakan dua jam epigenetik, DunedinPACE dan GrimAge, untuk mengukur seberapa cepat tubuh menua melalui penanda molekuler pada DNA.
Menurut Anthony Ong, penulis studi lainnya, koneksi sosial yang terjalin sejak kecil hingga dewasa, termasuk dukungan orang tua, keterlibatan komunitas, serta sokongan emosional dari keluarga dan teman, sangat berpengaruh terhadap kesehatan jangka panjang.
“Ini bukan hanya soal punya teman saat ini, tetapi bagaimana hubungan itu berkembang sepanjang hidup. Akumulasi itu bisa tercermin pada kesehatan biologis kita,” jelas Ong.
Baca juga: Tips Cegah Penuaan dan Penyakit Kronis lewat Konsumsi Flavonoid Sehari-hari
Temuan ini memperlihatkan bagaimana ikatan sosial yang stabil dapat memengaruhi sistem inti tubuh, seperti jalur epigenetik, inflamasi, dan neuroendokrin.
Individu dengan jaringan sosial kuat tercatat memiliki kadar molekul penyebab peradangan lebih rendah. Faktor ini erat kaitannya dengan risiko penyakit jantung, diabetes, hingga gangguan neurodegeneratif.
“Bayangkan koneksi sosial seperti rekening pensiun. Semakin dini Anda berinvestasi dan konsisten menjaga hubungan, semakin besar pula imbal hasilnya,” kata Ong.
Menurutnya, hasil ini bukan hanya menyangkut kondisi emosional, tetapi juga biologis. Ikatan sosial yang terjalin lama terbukti membuat sel-sel tubuh menua lebih lambat.
Kesimpulannya, penuaan yang sehat bukan sekadar urusan genetik atau gaya hidup, tetapi juga dipengaruhi oleh seberapa kuat seseorang terhubung dengan lingkungannya.
Baca juga: Paus Fransiskus Berpulang: Tentang Frailty, Penuaan, dan Martabat Manusia
Apa yang dipikirkan tentang proses penuaan manusia? Proses ini tidak hanya memengaruhi kulit yang berubah keriput, tetapi juga jantung dan mulut.Dilansir dari Neuroscience, Jumat (26/9/2025), penelitian ini berbeda dari studi sebelumnya yang biasanya menilai faktor sosial secara terpisah, misalnya status pernikahan atau jumlah teman.
Riset terbaru ini memperkenalkan konsep “keunggulan sosial kumulatif” sebagai ukuran multidimensi, yang menggabungkan berbagai sumber daya relasional dari masa kanak-kanak hingga dewasa.