KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan Bibit Siklon Tropis 93W di utara perairan Indonesia.
Informasi ini dibagikan BMKG melalui akun Instagram resmi @infobmkg pada Rabu (1/10/2025).
Meskipun tidak terjadi di wilayah perairan Indonesia, perlu diperhatikan bagaimana sistem tersebut berpotensi memengaruhi cuaca di sejumlah wilayah.
Lantas, bagaimana prediksi perkembangan sistem tersebut dan apa dampaknya bagi Indonesia?
Prakirawan Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta Utari Kusuma W. menjelaskan bahwa Bibit Siklon Tropis 93W berpotensi menguat dalam 24 jam ke depan.
Awalnya, BMKG mengidentifikasi sistem terbentuk pada Senin (29/9/2025) pukul 13.00 WIB. Bibit tersebut berkembang di Laut Filipina atau lebih tepatnya di sebelah utara Papua.
"Bibit Siklon Tropis 93W mulai teridentifikasi pada 29 September 2025 pukul 13.00 WIB di Laut Filipina, tepatnya di utara Papua, yang masih berada dalam wilayah pemantauan TCWC Jakarta," terang Utari saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Berdasar analisis per hari Rabu pukul 7.00 WIB, pusat sirkulasi berada di sekitar 14.4 derajat Lintang Utara dan 131.8 derajat Bujur Timur.
Sistem tersebut memiliki kecepatan angin maksimum 30 knot (56 km/jam) dan tekanan minimum sekitar 1006 hPa.
Kemudian, peluang sistem ini berkembang menjadi siklon tropis tergolong tinggi.
"Dalam 24–72 jam ke depan, peluang Bibit Siklon Tropis 93W berkembang menjadi siklon tropis tergolong tinggi," terangnya.
Dari semula 30 knot, BMKG memperkirakan kecepatan angin berkembang menjadi 35 knot (65 km/jam).
Lebih lanjut, sistem ini berkembang ke arah barat dan barat laut mendekati wilayah utara Filipina. Namun, bibit siklon bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Utari menjelaskan, Bibit Siklon Tropis 93W tetap akan memberikan dampak tidak langsung bagi Indonesia meski diperkirakan bergerak menjauh.
"Meski bergerak menjauh, sistem ini memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia," papar Utari.