Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Implan Mata Ubah Hidup, Pasien Buta Kini Bisa Membaca Lagi

Kompas.com - 21/10/2025, 18:00 WIB
Muhammad Iqbal Amar,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Sekelompok pasien buta kini kembali dapat membaca setelah menjalani prosedur implan mata canggih di bagian belakang retina.

Inovasi medis yang disebut sebagai terobosan dalam dunia oftalmologi ini dipasang di Moorfields Eye Hospital, London, dan dikatakan telah memberikan hasil yang “menakjubkan”.

Salah satu penerimanya, Sheila Irvine (70), yang telah terdaftar sebagai penyandang tunanetra selama puluhan tahun, mengaku kehidupannya berubah drastis setelah implan dipasang.

Baca juga: Seorang Wanita Bawa 23 Anggota Keluarganya di Kencan Buta, Tagihan Resto Capai Rp 45 Juta

“Rasanya luar biasa. Saya bisa membaca lagi, mengisi teka-teki silang, dan menikmati hal-hal kecil yang dulu mustahil saya lakukan. Ini indah, memberi saya kebahagiaan luar biasa,” katanya, sebagaimana dilansir BBC, Senin (20/10/2025).

Harapan baru bagi penderita degenerasi makula

Teknologi ini dirancang untuk membantu penderita geographic atrophy (GA).

GA adalah bentuk lanjut dari degenerasi makula akibat usia (age-related macular degeneration/AMD), yakni kondisi yang menyebabkan hilangnya penglihatan pusat secara bertahap.

GA dilaporkan memengaruhi lebih dari 250.000 orang di Inggris dan sekitar 5 juta orang di seluruh dunia, sebagian besar lansia.

Dalam kondisi ini, sel-sel retina di area makula perlahan rusak dan mati, menyebabkan penglihatan menjadi kabur, warna hilang, serta detail halus sulit dikenali.

Cara kerja implan Prima

Prosedur inovatif ini melibatkan pemasangan mikrochip fotovoltaik berukuran 2 milimeter persegi atau setipis rambut manusia di bawah retina pasien.

Baca juga: Anjing Disebut sebagai Hewan yang Buta Warna, Mengapa? Berikut Alasannya

Setelah operasi, pasien mengenakan kacamata khusus yang dilengkapi kamera video mini.

Kamera tersebut menangkap gambar di depan pasien, lalu mengirimkannya ke implan melalui sinyal inframerah.

Gambar yang diterima implan dikirim ke prosesor kecil di saku pasien untuk ditingkatkan kualitasnya.

Setelah itu, gambar dikirim kembali ke otak melalui saraf optik, sehingga pasien dapat melihat bentuk, pola, bahkan huruf kembali.

Untuk dapat menafsirkan citra dari sistem baru ini, pasien menjalani pelatihan khusus selama beberapa bulan.

“Teknologi yang mengubah hidup”

Ahli bedah mata Dr. Mahi Muqit, konsultan di Moorfields Eye Hospital yang memimpin uji coba di Inggris, menyebut teknologi ini sebagai pionir dan mengubah hidup banyak orang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau