Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi di Bawah Nasional, Ada Ruang Ekonomi Kaltim Tumbuh

Kompas.com - 03/02/2025, 13:39 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

NUSANTARA, KOMPAS.com - Perkembangan inflasi Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan tren penurunan sejak Juli 2024 hingga Januari 2025.

Khusus Januari 2025, sesuai rilis BPS, Kaltim mengalami inflasi tahunan atau year on year yaitu 0,21 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan Desember 2024 sebesar 1,47 persen (yoy).

Kondisi serupa juga terjadi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) bulanan Kaltim yang mengalami deflasi sebesar -1,00 secara bulanan atau month to month (mtm), lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,31 (mtm).

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kaltim Budi Widihartanto menuturkan, pencapaian inflasi baik secara tahunan maupun bulanan ini berada di bawah inflasi Nasional.

Baca juga: Kaltim Siap Genjot Penerimaan Pajak Alat Berat, Akmal: Potensi Tinggi

"Kondisi tersebut memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim lebih tinggi. Hal ini mendorong tingkat konsumsi pemerintah, swasta, dan masyarakat naik, sehingga memberikan daya ungkit terhadap produksi barang dan jasa di Kaltim," jelas Budi kepada Kompas.com, Senin (3/2/2025).

Beberapa komoditas pangan penyumbang inflasi khususnya cabai rawit, dan cabai merah terpantau mengalami kenaikan harga hingga minggu ketiga Januari 2025.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kaltim bersama TPID Kabupaten dan Kota se-Kaltim telah melaksanakan rapat koordinasi dan evaluasi terhadap komoditas pangan yang terpantau mengalami kenaikkan.

Komoditas cabai sendiri di beberapa kabupaten dan kota sudah mulai mengalami penurunan harga Februari ini.

Baca juga: Bagi Kaltim, IKN adalah Berkah

Sementara di sejumlah kabupaten/kota lainnya masih mengalami kenaikan yang disebabkan kendala pasokan dan logistik.

Budi menegaskan, terkait fenomena ini, BI dan TPID se-Kaltim akan melakukan pemantauan dan verifikasi harga secara aktif khususnya di pasar yang mengalami kenaikkan tertinggi.

Kemudian melakukan operasi pasar dengan mempertimbangkan kondisi di wilayahnya masing-masing, dan mendorong Kerjasama Antar Daerah (KAD) di Kaltim maupun luar Kaltim untuk percepatan stabilisasi harga.

"Diharapkan dengan pemantauan aktif, gerakan stabilisasi harga, dan KAD mampu menjaga stabilisasi harga komoditas dimaksud," tuntas Budi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau