GAZA, KOMPAS.com - Gaza kembali menjadi perhatian internasional setelah kelompok Hamas mengungkapkan bahwa mereka telah menerima proposal baru untuk gencatan senjata dari Israel.
Usulan ini muncul setelah hampir sebulan Israel melakukan serangan gencar di wilayah tersebut.
Menurut seorang pejabat senior Hamas, mereka kemungkinan besar akan memberikan tanggapan dalam waktu 48 jam.
Baca juga: Harvard Tolak Tuntutan Donald Trump, Dana Triliunan Rupiah Disetop
Proposal yang disampaikan kepada delegasi Hamas di Kairo oleh pejabat Mesir ini mencakup tawaran gencatan senjata selama 45 hari.
Sebagai imbalan untuk pembebasan 10 sandera yang masih hidup, Israel bersedia membebaskan 1.231 tahanan Palestina yang kini berada di penjara Israel.
Selain itu, Israel juga akan mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang sudah mengalami blokade sejak 2 Maret.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza, kelompok bersenjata Palestina itu telah menculik 251 sandera, dengan 58 di antaranya masih ditahan di Gaza.
Jumlah tersebut termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah meninggal.
Gencatan senjata sebelumnya, yang dimulai pada 19 Januari, telah mengakibatkan pembebasan 33 sandera dengan imbalan sekitar 1.800 tahanan Palestina, namun perjanjian itu runtuh dua bulan kemudian.
Usulan terbaru juga mengatur agar setiap pembebasan sandera dilakukan secara pribadi, yang berbeda dengan pembebasan sebelumnya yang melibatkan upacara publik di Gaza dan menuai kritik dari pihak Israel.
Usulan Israel mencakup jadwal pembebasan sandera.
Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas diharapkan membebaskan sandera Israel-Amerika bernama Edan Alexander sebagai "isyarat niat baik".
Alexander merupakan satu-satunya sandera yang masih hidup dengan kewarganegaraan AS.
Pada hari kedua, Hamas akan menukar lima sandera lainnya dengan 66 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Israel, serta 611 warga Gaza yang ditahan selama konflik ini.
Pembicaraan mengenai keadaan setelah perang diharapkan dimulai pada hari ketiga, mencakup isu-isu seperti pelucutan senjata Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya.