PETALING JAYA, KOMPAS.com – Seorang manajer proyek dari perusahaan konstruksi di Malaysia diduga berusaha menghilangkan barang bukti dengan membakar uang tunai hampir 1 juta ringgit (sekitar Rp 3,8 miliar), saat penggerebekan oleh Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC).
Aksi itu terjadi di rumahnya yang berlokasi di Petaling Jaya, Selangor, dan menjadi sorotan publik setelah foto-foto uang kertas 100 ringgit (Rp 384.000) yang hangus terbakar tersebar luas di media sosial.
World of Buzz pada Sabtu (19/7/2025) melaporkan, tersangka mulai membakar uang tunai tersebut begitu petugas MACC tiba di kediamannya.
Baca juga: Uang Rp 99,5 Juta Tabungan Haji Nenek Ini Rusak Dimakan Rayap
Saat memasuki rumah, petugas langsung mencium bau asap tebal yang ternyata berasal dari kamar mandi.
“Setelah diperiksa, petugas MACC menemukan uang kertas 100 ringgit senilai 1 juta ringgit telah dibakar,” ungkap seorang sumber dari MACC.
Namun, temuan di rumah itu tidak berhenti di situ. Petugas juga menemukan uang tunai senilai 7,5 juta ringgit (sekitar Rp 28,8 miliar) yang disembunyikan dalam kotak bantal.
Selain itu, mereka turut menyita sejumlah barang mewah, mulai dari jam tangan Rolex, Omega, dan Cartier, hingga perhiasan, cincin, dan koin emas.
Penyelidikan MACC disebut berkaitan dengan dugaan suap dalam pengadaan tender proyek pembangunan pusat data.
Baca juga: Biksu Kepala Wihara Thailand Ditangkap, Diduga Korupsi Rp 148 Miliar untuk Judi
Wakil Kepala Komisioner MACC Datuk Seri Ahmad Khusairi Yahaya menegaskan, tindakan apa pun yang bertujuan menghilangkan barang bukti merupakan pelanggaran serius.
“Setiap upaya untuk menghilangkan barang bukti merupakan pelanggaran serius berdasarkan Pasal 201 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),” ujar Ahmad Khusairi.
Saat ini, penyelidikan masih berlangsung untuk mendalami aliran dana dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kasus tersebut.
MACC pun mengingatkan publik agar tidak menghalangi proses hukum yang tengah berjalan.
Baca juga: 5 Fakta Kekayaan Pablo Escobar, Pernah Bakar Uang untuk Penghangat
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini