JAKARTA, KOMPAS.com - Ilham (bukan nama sebenarnya), pria asal Bogor, Jawa Barat, diduga menjadi korban eksploitasi oleh sindikat penipuan di Kamboja.
Berdasarkan keterangan Firman, orangtua korban, peristiwa bermula ketika Ilham mendapat tawaran bekerja di Singapura dari teman masa kecilnya yang dikenal sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Singkat cerita, Ilham berangkat dari Indonesia menuju Singapura pada September 2025. Firman tidak menaruh curiga karena mengira anaknya benar-benar bekerja sebagai customer service di sebuah perusahaan di Negeri Singa tersebut.
Baca juga: Sejumlah WNI Korban Online Scam Kamboja Menolak Pulang ke Indonesia, Mau Cari Kerja Lagi
“Sampai sana iya benar kerja di perkantoran sebagai customer service,” kata Firman saat dihubungi, Sabtu (25/10/2025).
Namun, setelah sebulan bekerja, komunikasi antara Firman dan Ilham tiba-tiba terputus pada Jumat (17/10/2025). Hari itu, Ilham diajak rekannya berlibur dengan iming-iming naik pesawat.
Dengan perasaan gembira, Ilham mengiyakan ajakan itu tanpa mengetahui tujuannya. Ia baru tersadar setelah mendapati dirinya tiba di sebuah bandara di Kamboja.
“Anak saya belum sadar sampai dia sampai di sebuah toko, dan besoknya dia diculik di depan toko itu dan disandera, dan dijadikan pekerja paksa untuk penipuan online,” ungkap Firman.
Ilham kemudian dibawa ke Bavet, sebuah kota di Kamboja yang berbatasan langsung dengan Vietnam.
Namun, Ilham berhasil kabur dari tempat tersebut. Firman belum mengetahui kronologi lengkap sang anak bisa melarikan diri.
Sepengetahuan Firman, saat itu Ilham diperintah membeli makanan melalui salah satu aplikasi ojek online (ojol) pada Selasa (21/10/2025) pukul 20.00 waktu setempat.
“Seperti biasa, anak saya pesan makan online berdua dengan teman yang senasib. Makan datang, kabur jam 05.00 pagi,” ujar Firman.
“Pesan Grab mobil untuk kabur berangkat jam 19.00WI menuju KBRI (Phnom Penh). Akhirnya sampai di KBRI,” lanjut dia.
Meski sudah di bawah perlindungan KBRI Phnom Penh, anggota sindikat kerap kali meneror korban.
Dari tangkapan layar yang diperlihatkan Firman, terlihat pesan WhatsApp dari nomor tak dikenal yang dikirim kepada anaknya. Pesan itu bernada ancaman.
Atas peristiwa yang menimpa anaknya, Firman berharap KBRI dapat segera memfasilitasi pemulangan korban.
Baca juga: Pekerja Migran Ilegal Ditawari Jadi Admin Judol hingga Scammer di Kamboja-China