Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meutya Hafid di HUT ke-30 Kompas.com: Banyak Masyarakat Bergantung pada Media Massa

Kompas.com - 15/09/2025, 21:41 WIB
Kiki Safitri,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menilai, Kompas.com adalah salah satu media massa yang mampu membaca tantangan di masa depan di era disrupsi digital saat ini.

Hal ini disampaikan oleh Meutya dalam sambutannya di acara Ulang Tahun Kompas.com yang diselenggarakan di Menara Kompas, pada Senin (15/9/2025).

"Media massa tidak hanya membaca apa yang ada saat ini, tetapi juga masa depan. Karena kewenangan luar biasa, begitu banyak masyarakat yang bergantung pada media massa," kata Meutya.

Baca juga: Menhan Minta Media Massa Tangkal Disinformasi-Provokasi

Dia mengatakan, sejak tahun 1995, Kompas.com awalnya adalah Kompas Digital dan kala itu belum terlalu banyak media yang memasuki dunia digital, utamanya media yang berakar dari media konvensional.

"Kemudian diberikan hidayah dan berkah untuk membaca zaman, dibanding yang lainnya, dan diberi kemampuan adaptasi, di mana media ini diberikan dari kerendahan hati untuk beradaptasi," kata dia.

Ia mengatakan, adaptasi yang dilakukan adalah bentuk kerendahan hati dalam mencerna tuntutan publik.

Menurut dia, hal itu adalah karakter penting yang perlu dimiliki oleh media.

"Sehingga (media memiliki) kewajiban untuk mampu membaca tanda-tanda zaman," lanjut dia.

“Kompas Digital (awalnya) bisa beradaptasi itu pasti karena ada kerendahan hati sehingga mampu mendengar tuntutan publik dan apa pesan yang disampaikan oleh zaman berikutnya. Menurut saya itu adalah karakter yang harus dimiliki media massa,” ujar dia.

Baca juga: Mengenang Ervan Hardoko, Canda Tawa dan Warna di Perjalanan 30 Tahun Kompas.com

Di sisi lain, Meutya menegaskan bahwa Kemkomdigi melakukan pantauan terkait dengan berita-berita yang beredar di media online.

Kompas.com dinilai merupakan media yang memberikan informasi akurat dan tepat serta mampu menenangkan pemerintah.

“Kami di Kemkomdigi kan memantau, yang muncul di board kami memang ada banyak yang muncul Kompas.com sebagai rujukan. Ini rahasia-rahasia, tapi toh banyak mengamati itu dan menyadari,” ujar dia.

“Kami berterima kasih sekali karena rujukan masyarakat ke media yang kredibel, yang menjaga kode etik dengan sepenuh daya justru menenangkan kami di pemerintah,” sambung dia.

Baca juga: Menteri PKP Lapor ke Prabowo, 175.662 Rumah Subsidi Sudah Terserap

Dia memaparkan, saat ini kurang lebih 226 juta masyarakat pengguna internet aktif di tanah air, setara dengan 80,6 persen populasi.

Di sisi lain, ada 50 juta warga yang sama sekali belum tersentuh oleh internet, tentunya bagian tersebut tidak boleh dilupakan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kesaksian Pihak Orkes Sidang MPR soal Anggota DPR Joget: Lagunya Gembira
Kesaksian Pihak Orkes Sidang MPR soal Anggota DPR Joget: Lagunya Gembira
Nasional
OTT, KPK Tangkap Gubernur Riau Abdul Wahid
OTT, KPK Tangkap Gubernur Riau Abdul Wahid
Nasional
Jadi Pilot Airbus A400M Pertama, Mayor Riki Sihaloho: Senang dan Bersyukur!
Jadi Pilot Airbus A400M Pertama, Mayor Riki Sihaloho: Senang dan Bersyukur!
Nasional
Materi soal Pekerja Migran Akan Diajarkan di Sekolah Rakyat
Materi soal Pekerja Migran Akan Diajarkan di Sekolah Rakyat
Nasional
Kepala BGN Tegaskan Tak 'Plek' Contoh MBG India: Kita Beda Banget
Kepala BGN Tegaskan Tak "Plek" Contoh MBG India: Kita Beda Banget
Nasional
Penjarahan Rumah Sri Mulyani hingga Sahroni Disebut Sudah Direncanakan
Penjarahan Rumah Sri Mulyani hingga Sahroni Disebut Sudah Direncanakan
Nasional
BGN Akui Keracunan MBG Masih Terjadi, Kebanyakan karena Kualitas Air
BGN Akui Keracunan MBG Masih Terjadi, Kebanyakan karena Kualitas Air
Nasional
Pilot A400M Jalani Latihan Tambahan 30 Hari Usai Mendarat di Lanud Halim
Pilot A400M Jalani Latihan Tambahan 30 Hari Usai Mendarat di Lanud Halim
Nasional
Dugaan Mark Up Whoosh, KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian
Dugaan Mark Up Whoosh, KAI Siap Suplai Data dan Beri Kesaksian
Nasional
KSPSI Sidak Pabrik Ban Bareng Dasco: Perusahaan Tak Patuh Akan Dipanggil DPR
KSPSI Sidak Pabrik Ban Bareng Dasco: Perusahaan Tak Patuh Akan Dipanggil DPR
Nasional
Dari Langit Eropa ke Indonesia: Perjalanan Panjang Mayor Riki Bawa Pulang Airbus A400M Pertama ke Tanah Air
Dari Langit Eropa ke Indonesia: Perjalanan Panjang Mayor Riki Bawa Pulang Airbus A400M Pertama ke Tanah Air
Nasional
Ini 'Tugas' dari Prabowo untuk Pesawat A400M: Evakuasi hingga Misi Kemanusiaan
Ini "Tugas" dari Prabowo untuk Pesawat A400M: Evakuasi hingga Misi Kemanusiaan
Nasional
KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang
KPK Terbitkan Sprindik Baru Kasus Pengadaan Minyak Mentah dan Produk Kilang
Nasional
Dasco Sidak ke Pabrik Ban Michelin karena Endus Pelanggaran PHK
Dasco Sidak ke Pabrik Ban Michelin karena Endus Pelanggaran PHK
Nasional
Menteri PPPA Harap Tak Ada Lagi Domestikasi Perempuan di DPR
Menteri PPPA Harap Tak Ada Lagi Domestikasi Perempuan di DPR
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau