JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan mobil listrik (EV) bebas aturan ganjil genap di Jakarta dinilai tidak tepat sasaran jika melihat perkembangan ke depan.
Seiring meningkatnya populasi kendaraan listrik, muncul kekhawatiran bahwa langkah ini bisa berbalik arah dari solusi ramah lingkungan menjadi salah satu faktor penambah kemacetan di Ibu Kota.
Menanggapi hal tersebut, Head of Marketing Communication PT BYD Motor Indonesia, Luther T Panjaitan, menilai bahwa kebijakan bebas ganjil genap untuk mobil listrik sebaiknya tidak dilihat semata dari aspek lalu lintas atau jumlah kendaraan, tetapi dari arah besar transisi energi yang sedang dijalankan Indonesia.
Baca juga: BYD Siapkan Produk Baru Denza di Awal Tahun 2026
“Sebenarnya jangan hanya dilihat dari sisi industri atau jumlah kemacetan, tapi harus dilihat juga dari sisi pengurangan polusi udara, dan arah ke transisi energinya,” ujar Luther saat ditemui Kompas.com di Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).
BYD Sealion 7Menurutnya, kehadiran kendaraan listrik di jalan raya bukan hanya tentang inovasi atau tren teknologi, melainkan juga bagian dari perubahan besar menuju mobilitas berkelanjutan. Karena itu, kebijakan yang menyertainya perlu memperkuat semangat tersebut, bukan justru menghambatnya.
“Kalau ada kesempatan, saya mau memberikan ide yaitu lebih ke arah low emission area atau low emission zone. Jadi hanya diperbolehkan dilewati oleh kendaraan-kendaraan yang new energy vehicle. Itu bisa jadi salah satu opsi,” kata Luther.
Konsep low emission zone (LEZ) atau kawasan rendah emisi sebetulnya sudah diterapkan di beberapa titik di Jakarta, seperti kawasan Kota Tua dan Taman Mini Indonesia Indah. Di kawasan tersebut, kendaraan bermotor sebagai penghasil emisi dibatasi dengan tujuan meningkatkan kualitas udara.
Antian pengunjung TMII untuk menaiki angkutan keliling (angling) berbasis listrik, Rabu (2/4/2025).Baca juga: Diskon Motor Listrik Honda Bakal Ada Lagi? Ini Kata AHM
Luther menilai, pendekatan seperti ini lebih relevan bagi Jakarta yang tengah berupaya menekan polusi udara sekaligus mendorong transisi energi bersih.
Dengan adanya zona rendah emisi, masyarakat akan memiliki insentif nyata untuk beralih ke kendaraan listrik tanpa harus mengorbankan kenyamanan mobilitas.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang