Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usaha Petis Rumahan di Gresik ini Bisa Produksi hingga 170 Kilogram per Minggu

Kompas.com - 15/02/2022, 12:17 WIB
Alma Erin Mentari

Penulis

KOMPAS.com - Saat berada di daerah Jawa Timur, terutama Surabaya, tidak lengkap rasanya kalau tidak mencicipi aneka menu masakannya.

Salah satu kuliner enak Surabaya yang wajib kamu nikmati saat berada di sana, adalah tahu tek, lontong balap, atau lontong kupang. Ketiganya dibuat dengan menggunakan petis udang sebagai bumbu masakananya.

Baca juga:

Petis cukup terkenal dan banyak digunakan di daerah Jawa Timur. Ada salah satu produsen petis udang di Gresik yang bisa memproduksi hampir 100 kilogram petis per bulannya.

Simak cerita Faizul Mubarok selaku pemilik usaha Petis Maju Tresno di Gresik dalam menjalakan usaha petis udang berikut ini.

Usaha petis turun temurun dari gresik

Proses pembuatan petis yang masih tradisional di usaha Petis Maju Tresno, Gresik.DOK. PETIS MAJU TRESNO Proses pembuatan petis yang masih tradisional di usaha Petis Maju Tresno, Gresik.

Bisnis petis udang yang sedang dijalankan oleh Faizul merupakan usaha turun temurun dari keluarga. Usaha petis udang di Gresik ini diturunkan dari orang tua sang ayah. Kemudian turun ke ayah dan turun kembali ke Faizul.

Sebelumnya, pria asal Jawa Timur ini hanya ikut membantu memproduksi petis udang di tempat sang ayah. Namun, semenjak kepergian sang ayah, Faizul meneruskan dan mengembangkan usaha petis udang di Gresik ini.

“Jadi sepeninggal ayah saya, ya saya yang meneruskan usaha petis ini. Usaha ini sudah ada sejak mbah trus turun ke ayah saja trus turun ke saya.” ungkap Faizul kepada Kompas.com pada Rabu (09/02/2022).

Baca juga:

Sudah buka sejak puluhan tahun yang lalu, Faizul sempat mengalamai pasang surut dalam menjalankan usaha petis udang tersebut.

“Di awal pandemi itu sempat ada penurunan. Penurunannya itu sekitar 40-50 persen. Itu waktu awal pandemi tiba.” jelasnya.

Kendati demian, usaha petis udang di Gresik ini masih bertahan walau mengalami penurunan omset di awal pandemi.

Dalam penuturannya, Faizul mengaku memiliki banyak agen untuk mendistribusikan petis udang buatan usahanya tersebut.

Baca juga:

“Kalau saya itu ada agen. Jadi, petis yang sudah diproduksi ditaruh ke agen-agen. Itu karena kalau beli di sana minim empat kilogram. Jadi, saya ember kecil itu.” tuturnya.

Faizul mengatakan kalau pembeli petis dari agen biasanya adalah penjual makanan berbumbu petis seperti tahu tek dan rujak cingur khas Surabaya.

Dalam satu bulan, Faizul menghitung ada sekitar 688 kilogram dalam satu bulan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau