KOMPAS.com - Tantangan beras-berasan pada MasterChef Indonesia Season 12 akhirnya dimenangkan oleh Zu Azwar dengan masakan bubur pedas melayu Deli.
Adapun bubur pedas merupakan salah satu kuliner khas Melayu yang memiliki sejarah panjang, terutama di Kesultanan Deli.
Hidangan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari tradisi dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Hingga kini, tradisi menikmati bubur pedas terus dilestarikan, terutama saat bulan Ramadan di Masjid Al Osmani, Medan Labuhan, Kota Medan.
Baca juga: Mengenal Durian Fermentasi Orang Melayu, Tempoyak
Sejak era Kesultanan Deli, bubur pedas telah menjadi bagian dari tradisi kerajaan. Makanan ini dulunya disajikan sebagai hidangan istimewa bagi para raja dan tamu kerajaan dalam acara-acara tertentu.
Namun pada bulan Ramadan, bubur pedas dibuat secara khusus oleh pengurus masjid dan dibagikan kepada masyarakat oleh pihak Kesultanan Deli sebagai bentuk kepedulian terhadap rakyatnya.
View this post on Instagram
Tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 1870-an dan terus dilakukan hingga sekarang. Setiap Ramadan, bubur pedas menjadi menu berbuka puasa di Masjid Al Osmani.
Masyarakat sekitar dapat menikmatinya secara gratis, namun hidangan ini hanya tersedia satu kali dalam seminggu, yaitu setiap hari Kamis.
Bubur pedas khas Melayu memiliki cita rasa yang kaya karena menggunakan berbagai jenis rempah-rempah dalam proses pembuatannya. Beberapa bahan utama yang digunakan antara lain:
Kombinasi bahan-bahan tersebut menciptakan rasa yang gurih, pedas, dan beraroma khas. Selain memberikan kenikmatan bagi penikmatnya, bubur pedas juga dikenal sebagai makanan sehat yang kaya akan nutrisi.
Baca juga: Nikmatnya Buka Puasa dengan Bubur Samin di Masjid Darussalam Kota Solo
Bubur pedas bukan sekadar hidangan berbuka puasa, tetapi juga bagian dari upaya melestarikan budaya Melayu.
Ketua Kenaziran Masjid Al Osmani, Ahmad Fansuri, menyatakan bahwa tradisi berbuka dengan bubur pedas bertujuan untuk memperkenalkan kuliner khas Melayu kepada generasi muda.
Dengan demikian, mereka dapat mengenali dan menghargai warisan budaya yang telah ada sejak masa Kesultanan Deli.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini