KOMPAS.com - Angkringan menjadi ikon kuliner rakyat yang lekat dengan daerah Soloraya dan Yogyakarta.
Meski sederhana, warung makan bergaya gerobak ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Kini, angkringan bahkan bisa dijumpai di berbagai kota besar di Indonesia, hingga merambah ke luar negeri.
Baca juga: Berkunjung ke Angkringan Puncak Bibis, Ini Menu yang Wajib Dicoba
Ciri khas angkringan terletak pada suasananya yang santai serta harga makanannya yang ramah di kantong. Menu yang dijajakan pun beragam, mulai dari gorengan seperti tempe, tahu, sate telur puyuh, hingga berbagai minuman hangat.
Namun, dari sekian banyak pilihan, ada satu hidangan yang paling identik dengan angkringan, yaitu nasi kucing.
Meski namanya terdengar unik, nasi kucing sama sekali tidak mengandung daging kucing. Istilah ini sering membuat orang yang belum familier penasaran atau bahkan salah paham.
Nasi kucing sejatinya adalah nasi bungkus berukuran kecil, kira-kira sebesar satu kepalan tangan, dengan lauk sederhana seperti sambal, potongan ikan bandeng, atau sedikit tempe orek.
Baca juga: Kopi Jos Jadi Suguhan Prabowo untuk PM Australia, Kehangatan Angkringan Mengisi Istana
Porsinya yang mini sering kali dianggap terlalu sedikit oleh orang yang baru pertama kali mencobanya.
Namun justru di situlah daya tariknya, pembeli bisa menikmati berbagai bungkus nasi kucing dengan lauk berbeda, sesuai selera.
Mengutip dari Museum Angkringan di Klaten, asal penamaan nasi kucing punya dua versi menarik.
Menurut Gunadi, inisiator museum tersebut, istilah ini muncul karena nasi kecil dengan lauk ikan mirip dengan makanan yang biasa diberikan kepada kucing.
Ilustrasi nasi kucing dengan lauk sambal gereh dan dibungkus daun pisang.Selain itu, alasan lain yang lebih umum adalah ukuran porsinya yang kecil, sehingga dianggap hanya cukup untuk seekor kucing.
Dari situlah kemudian masyarakat mulai menyebutnya sebagai nasi kucing, sebutan yang bertahan hingga kini.
Baca juga: Resep Mi Nyemek Yogyakarta Asli, Bikin Kangen Angkringan
Kini, meskipun angkringan telah banyak berinovasi dan menyesuaikan diri dengan zaman, bahkan hadir dengan konsep modern di kafe atau restoran, nasi kucing tetap menjadi ikon yang tak tergantikan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Alasan Penamaan Nasi Kucing, Makanan Khas Angkringan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang