MOSKWA, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negaranya telah memulai produksi rudal hipersonik terbaru bernama Oreshnik.
Sedianya, rudar tersebut akan di-deploy atau ditempatkan di Belarus, negara yang dekat dengan negara anggota NATO, Polandia, pada akhir 2025.
Pernyataan tersebut disampaikan Putin saat bertemu Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Pulau Valaam, dekat St Petersburg, Jumat (1/8/2025) waktu setempat.
Baca juga: Ukraina Dihujani 6.443 Drone dan Rudal Rusia Selama Juli 2025
Putin menyebut, militer Rusia telah memilih Belarus sebagai lokasi penempatan rudal balistik jarak menengah Oreshnik tersebut, sebagaimana dilansir Euronews.
"Pekerjaan persiapan sedang berlangsung, dan kemungkinan besar kami akan menyelesaikannya sebelum akhir tahun," ujar Putin.
Dia menambahkan bahwa batch pertama rudal Oreshnik beserta sistem peluncurnya telah selesai diproduksi dan resmi memasuki layanan militer Rusia.
Rusia pertama kali meluncurkan rudal ini pada November 2024 dalam serangan terhadap sebuah pabrik di kota Dnipro, Ukraina, yang dikenal sebagai lokasi produksi rudal sejak era Soviet.
Media pemerintah Rusia kemudian menggembar-gemborkan kemampuan Oreshnik.
Baca juga: Insinyur China Curi Teknologi Deteksi Rudal Nuklir AS, Terancam Penjara 10 Tahun
Mereka mengeklaim rudal tersebut mampu mencapai pangkalan udara di Polandia dalam 11 menit, dan markas NATO di Brussels, Belgia, hanya dalam 17 menit.
Putin juga memuji kemampuan rudal tersebut yang memiliki beberapa hulu ledak dan dapat meluncur dengan kecepatan hingga Mach 10.
"Beberapa hulu ledaknya kebal terhadap pencegatan, dan begitu kuat sehingga serangan konvensional dengan beberapa hulu ledak bisa setara dengan serangan nuklir," ujar Putin.
Meski demikian, sejumlah pakar pertahanan menyangsikan klaim tersebut. Mereka menilai, kemampuan rudal Oreshnik masih belum terbukti dan kemungkinan dibesar-besarkan untuk tujuan propaganda.
Pada Juni, laporan menyebutkan bahwa Oreshnik mengalami kegagalan peluncuran.
Rekaman yang belum terverifikasi menunjukkan rudal tersebut jatuh dan hancur di wilayah udara Kazakhstan, hingga memicu penyelidikan oleh otoritas setempat di Astana.
Baca juga: Kisah Jet Siluman Pertama Dunia F-117 Kalah Lawan Rudal Lawas Soviet