KYIV, KOMPAS.com - Ukraina berencana membeli senjata Amerika Serikat (AS) senilai 100 miliar dolar AS (Rp 1.622 triliun), yang didanai oleh Eropa.
Ukraina melakukan pembelian itu untuk mendapatkan jaminan keamanan dari AS setelah tercapainya kesepakatan damai dengan Rusia, sebagaimana yang disebutkan dalam proposal yang dilihat oleh Financial Times.
Kyiv dan Washington DC juga akan menandatangani kesepakatan senilai 50 miliar dolar AS (Rp 811,5 triliun) untuk memproduksi pesawat tempur nirawak bersama dengan menggandeng perusahaan Ukraina yang telah handal dalam memproduksi teknologi ini sejak invasi besar-besaran Rusia pada 2022.
Baca juga: Trump Janjikan Jaminan Keamanan Ukraina, Eropa Diminta Ikut Tanggung Beban
Melansir Financial Times pada Selasa (19/8/2025), Kyiv menyampaikan usulan kesepakatan keamanan baru dengan AS, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dalam daftar poin pembicaraan dengan sekutu Eropa menjelang pertemuan dengan Donald Trump di Gedung Putih pada Senin (18/8/2025).
Proposal itu tidak menyebutkan jenis senjata AS apa yang diminta Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan.
Namun, Kyiv telah menyatakan keinginannya untuk membeli setidaknya 10 sistem pertahanan udara Patriot buatan AS bersama dengan rudal dan peralatan lainnya, untuk melindungi kota dan infrastruktur kritisnya.
Proposal ini juga tidak merinci berapa banyak dari kesepakatan pesawat tempur nirawak yang berupa pengadaan atau investasi.
Tawaran Ukraina bertujuan menarik minat Trump, yang ingin menguntungkan industri dalam negerinya sendiri, untuk mengakhiri perang dan memihak Kyiv.
Usai pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat (15/8/2025), Trump tampak berpihak pada Moskwa.
Saat ditanya padai Senin di Gedung Putih mengenai bantuan militer lebih lanjut untuk Ukraina, Trump berkata, “Kami tidak memberikan apa pun. Kami menjual senjata.”
Baca juga: Kenapa Putin Berambisi Mencaplok Donbass dari Ukraina?
Proposal itu juga menegaskan kembali seruan Ukraina untuk gencatan senjata yang sebelumnya didukung Trump.
Dalam pertemuan bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin Eropa lainnya di Gedung Putih, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan kepada Trump selama sesi publik bahwa Uni Eropa ingin bantuan AS untuk mengamankan gencatan senjata sebelum langkah-langkah berikutnya.
“Saya tidak bisa membayangkan pertemuan berikutnya terjadi tanpa gencatan senjata,” ujar Merz.
“Jadi mari kita bekerja untuk itu dan mari kita coba memberi tekanan pada Rusia karena kredibilitas upaya yang kita lakukan hari ini bergantung pada setidaknya adanya gencatan senjata,” ungkapnya.
Baca juga: 4 Poin Utama Perundingan Ukraina di Washington, Zelensky Tebar Pesona
Proposal Ukraina itu menyatakan bahwa “perdamaian yang abadi tidak akan didasarkan pada konsesi dan hadiah gratis kepada Putin, tetapi pada kerangka keamanan yang kuat yang akan mencegah agresi di masa depan.”