GUZARA, KOMPAS.com – Kecelakaan bus yang mengangkut para migran Afghanistan dari Iran di Distrik Guzara, Provinsi Herat, menewaskan 78 orang hingga Rabu (20/8/2025).
Insiden ini terjadi pada Selasa (19/8/2025) malam, saat bus menabrak sepeda motor dan truk pengangkut bahan bakar. Tabrakan memicu kebakaran hebat yang melalap kendaraan.
"Dua orang terluka dari insiden tadi malam meninggal dunia karena luka parah, sehingga jumlah korban menjadi 78," demikian pernyataan dari Departemen Informasi Provinsi Herat, mengutip rumah sakit militer yang menangani para korban.
Baca juga: Koper Bergerak Mencurigakan di Bus, Saat Dibuka Isinya Bayi Kepanasan
Kecelakaan ini juga menewaskan sedikitnya 17 anak, menurut juru bicara militer Mujeebullah Ansar. Namun, seorang pejabat kepolisian provinsi menyebut jumlah anak yang tewas mencapai 19 orang.
Banyak jenazah ditemukan dalam kondisi hangus dan sulit diidentifikasi.
“Ada banyak api... Banyak teriakan, tetapi kami bahkan tidak bisa mencapai jarak 50 meter untuk menyelamatkan siapa pun,” ujar Akbar Tawakoli (34), saksi yang menyaksikan langsung kejadian tersebut, kepada AFP.
"Hanya tiga orang yang berhasil diselamatkan dari bus. Mereka juga mengalami luka bakar dan pakaian mereka hangus," tambahnya.
Menurut juru bicara Pemerintah Provinsi Herat, Mohammad Yousuf Saeedi, bus tersebut membawa warga Afghanistan yang baru kembali dari Iran menuju Ibu Kota Kabul.
“Saya sangat sedih karena sebagian besar penumpang bus adalah anak-anak dan perempuan,” kata Abdullah (25), saksi mata lainnya, kepada AFP.
Tim pembersih terlihat bekerja sejak Rabu pagi untuk menyingkirkan bangkai bus dan puing kendaraan lain yang hancur di pinggir jalan, menurut laporan jurnalis AFP di lokasi kejadian.
Baca juga: Remaja India 19 Tahun Lahiran di Bus, Lempar Bayi Keluar Jendela
“Dengan duka yang mendalam, kami berduka atas hilangnya banyak nyawa warga Afghanistan dan cedera yang diderita dalam tabrakan bus tragis dan kebakaran susulan di Provinsi Herat tadi malam,” demikian pernyataan resminya.
Kantor Berita Bakhtar menyebutkan, kecelakaan ini salah satu insiden paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di Afghanistan.
Sejak awal 2025, lebih dari 1,5 juta migran telah kembali ke Afghanistan dari Iran dan Pakistan, berdasarkan data Organisasi Migrasi Internasional (IOM) PBB.
Kedua negara tersebut memperketat aturan dan berupaya memulangkan para migran yang sudah tinggal puluhan tahun. Banyak dari mereka kembali tanpa pekerjaan maupun tempat tinggal, dan hanya membawa sedikit barang.
Afghanistan dikenal rawan kecelakaan lalu lintas mematikan. Kondisi jalan yang buruk akibat konflik berkepanjangan, kurangnya regulasi keselamatan, serta perilaku berkendara yang ceroboh menjadi faktor utama.
Pada Desember 2024, dua kecelakaan melibatkan bus dan truk tangki bahan bakar menewaskan sedikitnya 52 orang di wilayah tengah Afghanistan.
Sementara itu, pada Maret 2024, lebih dari 20 orang tewas dan 38 lainnya luka-luka dalam insiden serupa di Provinsi Helmand.
Kecelakaan tragis lainnya terjadi pada Desember 2022, ketika truk tangki bahan bakar terguling dan terbakar di Jalur Salang, menewaskan 31 orang.
Baca juga: Bus Penuh Sesak Penumpang Terjun ke Jurang di Sri Lanka, 15 Tewas
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini