Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesranya Hubungan Rusia-China, Putin: Ini Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Kompas.com - 02/09/2025, 16:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa hubungan antara Moskwa dan Beijing saat ini berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Hal itu ia sampaikan saat bertemu Presiden China Xi Jinping di Beijing, Selasa (2/9/2025), menjelang parade militer akbar "Negeri Panda".

Parade militer yang digelar pada Rabu (3/9/2025) akan menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. 

Baca juga: Kim Jong Un Naik Kereta Berlapis Baja Menuju Parade Militer China

Acara tersebut dihadiri belasan pemimpin dunia, termasuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang melakukan kunjungan pertamanya ke China sejak 2019.

"Komunikasi erat kami mencerminkan sifat strategis hubungan Rusia-China, yang saat ini berada pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Putin dalam siaran langsung gabungan dengan Xi.

Ia menambahkan, kerja sama kedua negara telah terjalin sejak masa perang. 

Baca juga: Karena Amerika, China dan India Akhirnya Bersatu

"Kami selalu bersama saat itu, dan kami tetap bersama sekarang," ujar Putin.

Di satu sisi, Xi juga memuji hubungan antara kedua negara di depan Putin.

"Hubungan China-Rusia telah melewati ujian perubahan internasional," kata Xi kepada Putin, Selasa.

Dia menambahkan, Beijing siap bekerja sama dengan Moskwa untuk mempromosikan pembangunan sistem tata kelola global yang lebih adil dan masuk akal.

Baca juga: India dan China Bangun Blok Baru Lawan Tekanan Barat

Hubungan China-Rusia

Moskwa dan Beijing semakin mempererat hubungan sejak keduanya mendeklarasikan kemitraan tanpa batas pada Februari 2022, tepat sebelum Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. 

Kolaborasi militer dan perdagangan yang makin erat itu menjadi sorotan negara-negara Barat.

China sendiri hingga kini tidak pernah mengecam invasi Rusia maupun menyerukan penarikan pasukan. 

Beijing menegaskan bersikap netral, kerap menyerukan diakhirinya pertempuran, namun pada saat bersamaan menuding Barat memperpanjang perang dengan mempersenjatai Ukraina.

Media pemerintah Rusia juga melaporkan bahwa Gazprom telah mencapai kesepakatan dengan China National Petroleum Corporation (CNPC) untuk meningkatkan pasokan gas ke Tiongkok sekitar 15 persen.

Baca juga: Jarang Adakan Perjalanan Diplomatik, Apa Misi Kim Jong Un Kunjungi China?

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau