GAZA, KOMPAS.com – Sedikitnya 104 warga Palestina tewas dalam gelombang serangan udara Israel di Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) malam, menurut laporan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.
Militer Israel menyatakan serangan tersebut menargetkan “puluhan titik teror dan teroris” sebagai tanggapan atas dugaan pelanggaran gencatan senjata Gaza oleh Hamas.
Pemerintah Israel menuduh Hamas melancarkan serangan di Gaza yang menewaskan seorang tentara Israel serta melanggar kesepakatan pengembalian jenazah sandera.
Baca juga: Israel Kembalikan 30 Jenazah Warga Palestina, Total Jadi 225 di Gaza
Hamas membantah tuduhan itu dan menuding Israel sengaja berupaya menggagalkan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata, namun menilai Israel berhak membalas setelah tentaranya menjadi sasaran.
Serangan udara Israel menghantam rumah, sekolah, dan permukiman di Kota Gaza dan Beit Lahia di bagian utara Jalur Gaza.
Saksi mata di Kota Gaza melaporkan kobaran api dan asap tebal membubung tinggi saat ledakan mengguncang sejumlah kawasan padat penduduk.
Badan Pertahanan Sipil Hamas menyebut tiga perempuan dan seorang pria berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah keluarga al-Banna di lingkungan Sabra, selatan Kota Gaza.
Di Kota Beit Lahia, serangan juga menghantam area penyimpanan yang diduga menjadi tempat peluncuran roket, meski banyak warga sipil turut menjadi korban.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total 104 orang tewas, termasuk 46 anak-anak dan 20 perempuan, sementara lebih dari 250 lainnya terluka.
Baca juga: Trump Pastikan Gencatan Senjata Gaza Tetap Berlaku meski Ada Serangan Israel
Di kamp pengungsi Bureij, lima anggota keluarga Abu Sharar dilaporkan tewas dalam serangan terhadap rumah mereka di daerah Blok 7.
Ledakan kuat menghancurkan sebagian besar bangunan di sekitar kawasan itu, meninggalkan puing-puing dan kendaraan terbakar di jalanan sempit kamp pengungsi.
Di Nuseirat, serangan udara menghantam area padat penduduk dan menyebabkan puluhan orang luka-luka, menurut laporan petugas medis setempat.
Petugas ambulans mengatakan banyak korban adalah anak-anak yang sedang bermain di luar rumah ketika serangan terjadi.
Di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, sejumlah perempuan berkumpul untuk berduka atas jenazah Bayan al-Shawaf dan empat anaknya yang tewas akibat serangan terhadap tenda pengungsi di daerah al-Mawasi.